Sunday 17 March 2013

Cinta Tidak Menunggu Seseorang Mengatakannya

Cinta Tidak Menunggu Seseorang Mengatakannya

Alkisah ada seorang pria yang menyimpan perasaan pada teman gadisnya. Hingga kemudian pada saat pernikahannya, ia memutuskan untuk mengatakan perasaan yang sebenarnya pada gadis itu. Namun gadis itu akhirnya hanya menganggap itu hanyalah sebuah canda.

Dan ada seorang pria yang ingin mengatakan pada istrinya betapa ia mencintainya, namun ia tidak pernah mengatakannya, hingga istrinya itu meninggal dunia. Pria itu hingga sekarang terus meletakkan bunga diatas batu nisannya. Dengan ciuman dan kata-kata “AKU CINTA KAMU.” Entah apakah istrinya mengetahui hal itu?

Saat ini ada seorang gadis yang selalu ingin merasakan hangatnya pelukan kasih sayang ayahnya, tapi ia malu untuk mengatakannya. Hingga pada suatu hari ayahnya tak mungkin memeluknya lagi…

Banyak kisah yang terjadi setiap harinya, dan kita mungkin menyadari semua itu. Apa yang telah terjadi kemarin, tak mungkin kembali… tapi apakah kita bisa memastikan apa yang akan terjadi besok?

Pikirkanlah tentang sesuatu yang ingin kita katakan dan janganlah kita selalu menunggu saat yang tepat? Katakanlah cinta dan kasih sayang itu. Jika kau meninggalkan pesta yang ramai dan berjalan bersama, hanya berdua dengan seseorang… itulah cinta.

Ketika kau bersama seseorang, dan kau seringkali mendiamkannya. Tapi ketika ia tak bersamamu dan kau mencarinya… saat itulah kau merasakan cinta.

Jika ada seseorang yang selalu membuatmu tertawa, menatapmu penuh perhatian dan ingin selalu pergi bersamanya. Kau sedang jatuh cinta.

Ketika kau melihat sebuah foto bersama, dan kau mencari seseorang yang special…(untuk mengetahui siapa yang berada disampingya difoto itu) lalu kau membayangkan dirimu yang ada disana… yakinlah kau sedang jatuh cinta.

Ketika kau tidak menerima telepon saat kau sibuk belajar, tapi tak mampu menahan diri saat seseorang menelponmu… saat itulah kau sedang jatuh cinta.

Jika kau lebih tertarik menerima sebuah surat pendek dari seseorang daripada surat-surat lain yang panjang… kau sedang jatuh cinta.

Ketika kau mendapat tiket gratis untuk berdua, dan kau tak ragu-ragu mengajak seseorang, kau sedang jatuh cinta.

Kau terus mengatakan kami hanyalah teman biasa, tapi kau sadar kau tak bisa melepaskan diri darinya… saat itulah kau merasakan cinta.

Cinta bukanlah sesuatu yang buruk dan semua bergantung pada kita bagaimana menginginkannya. Berbagilah, dan katakanlah kepada orang-orang yang berarti bagimu….

UNGKAPAN JUJUR SEORANG ANAK

UNGKAPAN JUJUR SEORANG ANAK

Tahun 2002 yang lalu saya harus mondar-mandir ke SD Budi Mulia Bogor. Anak sulung kami yang bernama Dika, duduk di kelas 4 di SD itu. Waktu itu saya memang harus berurusan dengan wali kelas dan kepala sekolah. Pasalnya menurut observasi wali kelas dan kepala sekolah, Dika yang duduk di kelas unggulan, tempat penggemblengan anak-anak berprestasi itu, waktu itu justru tercatat sebagai anak yang bermasalah.

Saat saya tanyakan apa masalah Dika, guru dan kepala sekolah justru menanyakan apa yang terjadi di rumah sehingga anak tersebut selalu murung dan menghabiskan sebagian besar waktu belajar di kelas hanya untuk melamun.

Prestasinya kian lama kian merosot. Dengan lemah lembut saya tanyakan kepada Dika:

“Apa yang kamu inginkan ?” Dika hanya menggeleng.

“Kamu ingin ibu bersikap seperti apa ?” tanya saya.

“Biasa-biasa saja” jawab Dika singkat.

Beberapa kali saya berdiskusi dengan wali kelas dan kepala sekolah untuk mencari pemecahannya, namun sudah sekian lama tak ada kemajuan. Akhirnya kamipun sepakat untuk meminta bantuan seorang psikolog.

Suatu pagi, atas seijin kepala sekolah, Dika meninggalkan sekolah untuk menjalani test IQ. Tanpa persiapan apapun, Dika menyelesaikan soal demi soal dalam hitungan menit. Beberapa saat kemudian, Psikolog yang tampil bersahaja namun penuh keramahan itu segera memberitahukan hasil testnya.

Angka kecerdasan rata-rata anak saya mencapai 147 (Sangat Cerdas) dimana skor untuk aspek-aspek kemampuan pemahaman ruang, abstraksi, bahasa, ilmu pasti, penalaran, ketelitian dan kecepatan berkisar pada angka 140 – 160.

Namun ada satu kejanggalan, yaitu skor untuk kemampuan verbalnya tidak lebih dari 115 (Rata-Rata Cerdas).

Perbedaan yang mencolok pada 2 tingkat kecerdasan yang berbeda itulah yang menurut psikolog, perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut. Oleh sebab itu psikolog itu dengan santun menyarankan saya untuk mengantar Dika kembali ke tempat itu seminggu lagi. Menurutnya Dika perlu menjalani test kepribadian.

Suatu sore, saya menyempatkan diri mengantar Dika kembali mengikuti serangkaian test kepribadian. Melalui interview dan test tertulis yang dilakukan, setidaknya Psikolog itu telah menarik benang merah yang menurutnya menjadi salah satu atau beberapa faktor penghambat kemampuan verbal Dika. Setidaknya saya bisa membaca jeritan hati kecil Dika.

Jawaban yang jujur dari hati Dika yang paling dalam itu membuat saya berkaca diri, melihat wajah seorang ibu yang masih jauh dari ideal.

Ketika Psikolog itu menuliskan pertanyaan “Aku ingin ibuku :….”

Dika pun menjawab : “membiarkan aku bermain sesuka hatiku, sebentar saja”

Dengan beberapa pertanyaan pendalaman, terungkap bahwa selama ini saya kurang memberi kesempatan kepada Dika untuk bermain bebas. Waktu itu saya berpikir bahwa banyak ragam permainan-permainan edukatif sehingga saya merasa perlu menjadwalkan kapan waktunya menggambar, kapan waktunya bermain puzzle, kapan waktunya bermain basket, kapan waktunya membaca buku cerita, kapan waktunya main game di komputer dan sebagainya.

Waktu itu saya berpikir bahwa demi kebaikan dan demi masa depannya, Dika perlu menikmati permainan-permainan secara merata di sela-sela waktu luangnya yang memang tinggal sedikit karena sebagian besar telah dihabiskan untuk sekolah dan mengikuti berbagai kursus di luar sekolah. Saya selalu pusing memikirkan jadwal kegiatan Dika yang begitu rumit. Tetapi ternyata permintaan Dika hanya sederhana : diberi kebebasan bermain sesuka hatinya, menikmati masa kanak-kanaknya.

Ketika Psikolog menyodorkan kertas bertuliskan “Aku ingin Ayahku …”

Dika pun menjawab dengan kalimat yang berantakan namun kira-kira artinya “Aku ingin ayahku melakukan apa saja seperti dia menuntutku melakukan sesuatu”

Melalui beberapa pertanyaan pendalaman, terungkap bahwa Dika tidak mau diajari atau disuruh, apalagi diperintah untuk melakukan ini dan itu. Ia hanya ingin melihat ayahnya melakukan apa saja setiap hari,seperti apa yang diperintahkan kepada Dika. Dika ingin ayahnya bangun pagi-pagi kemudian membereskan tempat tidurnya sendiri, makan dan minum tanpa harus dilayani orang lain, menonton TV secukupnya, merapikan sendiri koran yang habis dibacanya dan tidur tepat waktu. Sederhana memang, tetapi hal-hal seperti itu justru sulit dilakukan oleh kebanyakan orang tua.

Ketika Psikolog mengajukan pertanyaan “Aku ingin ibuku tidak …”

Maka Dika menjawab “Menganggapku seperti dirinya”

Dalam banyak hal saya merasa bahwa pengalaman hidup saya yang suka bekerja keras, disiplin, hemat, gigih untuk mencapai sesuatu yang saya inginkan itu merupakan sikap yang paling baik dan bijaksana. Hampir-hampir saya ingin menjadikan Dika persis seperti diri saya. Saya dan banyak orang tua lainnya seringkali ingin menjadikan anak sebagai foto copy diri kita atau bahkan beranggapan bahwa anak adalah orang dewasa dalam bentuk sachet kecil.

Ketika Psikolog memberikan pertanyaan “Aku ingin ayahku tidak : ..”

Dika pun menjawab “Tidak menyalahkan aku di depan orang lain. Tidak mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan kecil yang aku buat adalah dosa” Tanpa disadari, orang tua sering menuntut anak untuk selalu bersikap dan bertindak benar, hingga hampir-hampir tak memberi tempat kepadanya untuk berbuat kesalahan. Bila orang tua menganggap bahwa setiap kesalahan adalah dosa yang harus diganjar dengan hukuman, maka anakpun akan memilih untuk berbohong dan tidak mau mengakui kesalahan yang telah dibuatnya dengan jujur. Kesulitan baru akan muncul karena orang tua tidak tahu kesalahan apa yang telah dibuat anak, sehingga tidak tahu tindakan apa yang harus kami lakukan untuk mencegah atau menghentikannya. Saya menjadi sadar bahwa ada kalanya anak-anak perlu diberi kesempatan untuk berbuat salah, kemudian iapun bisa belajar dari kesalahannya.

Konsekuensi dari sikap dan tindakannya yang salah adakalanya bisa menjadi pelajaran berharga supaya di waktu-waktu mendatang tidak membuat kesalahan yang serupa.

Ketika Psikolog itu menuliskan “Aku ingin ibuku berbicara tentang …..”

Dika pun menjawab “Berbicara tentang hal-hal yang penting saja”.

Saya cukup kaget karena waktu itu saya justru menggunakan kesempatan yang sangat sempit, sekembalinya dari kantor untuk membahas hal-hal yang menurut saya penting, seperti menanyakan pelajaran dan PR yang diberikan gurunya.

Namun ternyata hal-hal yang menurut saya penting, bukanlah sesuatu yang penting untuk anak saya. Dengan jawaban Dika yang polos dan jujur itu saya dingatkan bahwa kecerdasan tidak lebih penting dari pada hikmat dan pengenalan akan Tuhan. Pengajaran tentang kasih tidak kalah pentingnya dengan ilmu pengetahuan.

Atas pertanyaan “Aku ingin ayahku berbicara tentang …..”,

Dika pun menuliskan “Aku ingin ayahku berbicara tentang kesalahan-kesalahannya. Aku ingin ayahku tidak selalu merasa benar, paling hebat dan tidak pernah berbuat salah. Aku ingin ayahku mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepadaku”.

Memang dalam banyak hal, orang tua berbuat benar tetapi sebagai manusia, orang tua tak luput dari kesalahan. Keinginan Dika sebenarnya sederhana, yaitu ingin orang tuanya sportif, mau mengakui kesalahnya dan kalau perlu meminta maaf atas kesalahannya, seperti apa yang diajarkan orang tua kepadanya.

Ketika Psikolog menyodorkan tulisan “Aku ingin ibuku setiap hari …..”

Dika berpikir sejenak, kemudian mencoretkan penanya dengan lancar “Aku ingin ibuku mencium dan memelukku erat-erat seperti ia mencium dan memeluk adikku”

Memang adakalanya saya berpikir bahwa Dika yang hampir setinggi saya sudah tidak pantas lagi dipeluk-peluk, apalagi dicium-cium. Ternyata saya salah, pelukan hangat dan ciuman sayang seorang ibu tetap dibutuhkan supaya hari-harinya terasa lebih indah. Waktu itu saya tidak menyadari bahwa perlakukan orang tua yang tidak sama kepada anak-anaknya seringkali oleh anak-anak diterjemahkan sebagai tindakan yang tidak adil atau pilih kasih.

Secarik kertas yang berisi pertanyaan “Aku ingin ayahku setiap hari ….”

Dika menuliskan sebuah kata tepat di atas titik-titik dengan satu kata: “tersenyum”

Sederhana memang, tetapi seringkali seorang ayah merasa perlu menahan senyumannya demi mempertahankan wibawanya. Padahal kenyataannya senyuman tulus seorang ayah sedikitpun tidak akan melunturkan wibawanya, tetapi justru bisa menambah simpati dan energi bagi anak-anak dalam melakukan segala sesuatu seperti yang ia lihat dari ayahnya setiap hari.

Ketika Psikolog memberikan kertas yang bertuliskan “Aku ingin ibuku memanggilku….”

Dika pun menuliskan “Aku ingin ibuku memanggilku dengan nama yang bagus”

Saya tersentak sekali! Memang sebelum ia lahir kami telah memilih nama yang paling bagus dan penuh arti, yaitu Judika Ekaristi Kurniawan. Namun sayang, tanpa sadar, saya selalu memanggilnya dengan sebutan Nang. Nang dalam Bahasa Jawa diambil dari kata “Lanang” yang berarti laki-laki.

Ketika Psikolog menyodorkan tulisan yang berbunyi “Aku ingin ayahku memanggilku ..”

Dika hanya menuliskan 2 kata saja, yaitu “Nama Asli”.

Selama ini suami saya memang memanggil Dika dengan sebutan “Paijo” karena sehari-hari Dika berbicara dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Sunda dengan logat Jawa medok. “Persis Paijo, tukang sayur keliling” kata suami saya.

Atas jawaban-jawaban Dika yang polos dan jujur itu, saya menjadi malu karena selama ini saya bekerja di sebuah lembaga yang membela dan memperjuangkan hak-hak anak. Kepada banyak orang saya kampanyekan pentingnya penghormatan hak-hak anak sesuai dengan Konvensi Hak-Hak Anak Sedunia. Kepada khalayak ramai saya bagikan poster bertuliskan “To Respect Child Rights is an Obligation, not a Choice” sebuah seruan yang mengingatkan bahwa “Menghormati Hak Anak adalah Kewajiban, bukan Pilihan”.

Tanpa saya sadari, saya telah melanggar hak anak saya karena telah memanggilnya dengan panggilan yang tidakhormat dan bermartabat.

Dalam diamnya anak, dalam senyum anak yang polos dan dalam tingkah polah anak yang membuat orang tua kadang-kadang bangga dan juga kadang-kadang jengkel, ternyata ada banyak Pesan Yang Tak Terucapkan. Seandainya semua ayah mengasihi anak-anaknya, maka tidak ada satupun anak yang kecewa atau marah kepada ayahnya. Anak-anak memang harus diajarkan untuk menghormati ayah dan ibunya, tetapi para orang tua tidak boleh membangkitkan amarah di dalam hati anak-anaknya. Para orang tua harus mendidik anaknya di dalam ajaran dan nasehat yang baik.

Thursday 14 March 2013

Orang Kudus 15 Maret 2013

Orang Kudus hari ini 15 maret:
SANTA LOUISA DE MARILLAC, JANDA

Louisa tergolong anak malang. Ibunya meninggal dunia ketika ia baru berumur 3 tahun. Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda dengan empat anak. Perkembangannya tidak dipedulikan oleh ibu tirinya itu. Setelah beberapa tahun, ia dimasukkan ke sebuah asrama puteri, milik suster- suster. Disinilah mulai tumbuh minatnya pada kehidupan membiara. Tetapi karena kesehatannya selalu terganggu, ia keluar lagi dari asrama itu. Pada umur 22 tahun, ia menikah dengan seorang pemuda bangsawan bernama Antonius Legras, sekretaris istana Ratu Perancis. Kepada mereka, Tuhan menganugerahi seorang anak laki- laki yang dipermandikan dengan nama Mikheal. Sebagai ibu rumah tangga, Louisa selalu melayani suami dan anaknya dengan penuh cinta. Meskipun demikian kesulitan dalam keluarga pun sering dialaminya. Suaminya sering tidak berada di rumah karena tuntutan tugasnya. Sedangkan dia sendiri pun kerapkali ketakutan karena merasa berat menangani anaknya. Kekuatiran kemerosotan hidup rohaninya menjadi suatu sumber ketakutan lain baginya.

Untuk mengatasi semua itu, ia giat melakukan pekerjaan- pekerjaan amal dan rajin berdoa. Kegemarannya melukis terus dilakukannya dalam waktu- waktu senggang. Pekerjaan- pekerjaan amal yang dilakukannya bagi orang- orang sakit dan miskin membuatnya sangat dekat dengan mereka. Atas penyelenggaraan Ilahi, ia bertemu dengan Santo Fransiskus dari Sales. Pada hari raya pentekosta tahun 1623, ia mengalami suatu peristiwa ajaib: ia mendengar suatu suara ajaib yang memberitahukan kepadanya tentang kehidupannya di masa yang akan datang sebagai salah seorang anggota sebuah serikat religius yang akan mengabdikan hidupnya kepada kaum miskin. Suara itu pun menjanjikan kepadanya seorang bapa pengakuan yang saleh. Dalam suatu penglihatan, ia menyaksikan sejumlah besar suster keluar masuk sebuah biara.

Pengalaman ini akhirnya menjadi kenyataan baginya. Pada tahun 1625 ketika suaminya meninggal dunia, Louisa mulai memasuki corak hidup baru seperti yang dikatakan oleh suara ajaib itu. Tuhan mengirimkan kepadanya Santo Vinsensius a Paulo sebagai Bapa pengakuannya. Oleh Vinsensius ia ditugaskan untuk mengambil bagian dalam aksi amal yang dilakukan oleh perkumpulan Vinsensius di Prancis. Pada tahun 1633, Vinsensius menugaskan Louisa mendidik gadis- gadis agar kemudian mendampinginya dalam karya amal tersebut.

Tugas ini perlahan- lahan menjadikan dia pembina dan ibu bagi sebuah tarekat baru: Tarekat Puteri- puteri Kasih. Tarekat ini berkembang pesat dan menyebar ke seluruh pelosok Perancis. Mereka mengabdikan diri secara khusus pada pelayanan orang- orang sakit. Kemudian tarekat ini mengembangkan sayapnya sampai Italia dan Polandia. Louisa tetap menjadi pemimpin dan pembina tarekat ini selama 35 tahun. Sebelum menghembuskan nafasnya, ia berpesan kepada para susternya agar selalu bermurah hati penuh cinta kepada kepada para miskin dan pengemis. Sebab didalam mereka, Kristus tampak secara paling nyata. Louisa meninggal pada tanggal 15 Maret 1660. Ia meninggal dengan penuh kasih dalam diri para miskin dan orang sakit. Putri- putri Kasih ini berkarya juga di Indonesia yakni di Surabaya.

Sumber: http://www.imankatolik.or.id/

"NON MULTA SED MULTUM"

Renungan Dan Bacaan Injil Hari Ini 15/03/2013

BACAAN INJIL HARI INI 15/03/2013

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Yohanes (7:1-2,10,25-30)

Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.
Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam. Beberapa orang Yerusalem berkata: "Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya."

Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku."
Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.

Demikianlah Sabda Tuhan,

Bersabdalah ya Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengarkan (bdk 1Sam 3:9-10)

** RENUNGAN HARI INI **
Anak-anak Bundaku,
Hidup lurus, benar dan jujur dari seseorang akan dipandang sebagai gangguan oleh orang-orang yang hidupnya tidak benar, tidak lurus dan tidak jujur.
Orang semacam ini, akan membuat "borok dan kejahatan" orang itu akan semakin jelas terlihat.
Orang jahat ini, akan berusaha semaksimal mungkin "menarik" orang yang benar ini menjadi bagian dalam kejahatannya, masuk dalam sebuah konspirasi dimana kejahatan menjadi tuannya.
Suara-suara yang mengkritisi sebuah keadaan dipandang sebagai penghalang, sebagai batu sandungan.

Namun, hari ini Yesus mengajak kita untuk selalu berani menyuarakan kebenaran Allah, walaupun kita akan dipaksa berada pada sebuah situasi dimana kita dicela, dihina dan difitnah.
Iman dan Harapan yang kuat kepada Allah dan penyerahan diri seutuhnya pada pimpinan-Nya, akan membuat kita bertahan dan menang pada saatnya nanti..

Sang Kebenaran sudah dihabisi, namun Kebenaran yang disuarakan-Nya tidak akan bisa dihabisi.

Salam dan doaku untuk keluargamu...

† Dominus illuminatio mea

Sambutan Perdana Paus Fransiskus I (dari Balokn Basilika St.Petrus)


Sambutan Perdana Paus Fransiskus I (dari Balkon Basilika Santu Petrus)

"Saudara dan saudari, selamat sore ! kamu tahu bahwa tugas konklaf adalah memberikan seorang Uskup untuk Roma. Nampak bahwa saudara-saudaraku kardinal sudah pergi mengambilnya hampir dari ujung dunia. Tapi, kita sekarang ada di sini. Saya berterima kasih atas penerimaan, kepada komunitas diosis Roma, kepada Uskupnya, terima kasih. Pertama-tama saya ingin berdoa untuk Uskup Emiritus Bendiktus XVI. Kita semua berdoa untuk dia, semoga Tuhan memberkatinya dan semoga Maria melindunginya.”

Kemudian didoakan bersama doa Bapa Kami, Salam Maria dan Kemuliaan.

"Dan sekarang kita memulaikan perjalanan ini, Uskup dan Umat, perjalanan Gereja Roma, perjalanan dari Gereja yang memimpin dalam kasih semua gereja. Suatu perjalanan persaudaraan, cinta dan kepercayaan antara kita. Kita senantiasa berdoa untuk kita, satu sama lain, kita berdoa untuk dunia, agar dunia menjadi bagi kita suatu persaudaraan yang besar. Saya berharap agar perjalanan yang kita mulaikan saat ini – Kardinal Vicaris yang hadir di sini akan membantu saya – akan berbuah untuk karya penginjilan di kota yang senantiasa indah ini. Sekarang saya ingin memberikan berkat, namun pertama-tama saya memohon kebaikan anda. Sebelum Uskup memberkati umat, saya minta agar anda berdoa kepada Tuhan supaya Dia memberkati saya, doa dari umat yang memohon berkat bagi Uskupnya. Kita hening untuk doa anda bagi saya.

….. hening sejenak ……..
Sekarang saya akan memberikan berkat kepada anda dan kepada seluruh dunia, kepada semua orang (pria dan wanita) yang berkehendak baik.
… kemudian didoakan rumus berkat dalam bahas Latin seraya memberikan Indulgensi …….
“Terima aksih banyak atas penerimaan. Doakanlah saya dan kita akan berjumpa lagi sesegera mungkin. Besok saya ingin pergi berdoa kepada maria agar ia melindungi Roma seluruhnya. Selamat malam dan selamat beristirahat.”

Apostolic Blessing "Urbi et Orbi":
Brothers and sisters, good evening!
You know that it was the duty of the Conclave to give Rome a Bishop.  It seems that my brother Cardinals have gone to the ends of the earth to get one... but here we are... I thank you for your welcome.  The diocesan community of Rome now has its Bishop.  Thank you!      And first of all, I would like to offer a prayer for our Bishop Emeritus, Benedict XVI.  Let us pray together for him, that the Lord may bless him and that Our Lady may keep him. 
Our Father...
Hail Mary...
Glory Be...
And now, we take up this journey:  Bishop and People.  This journey of the Church of Rome which presides in charity over all the Churches.  A journey of fraternity, of love, of trust among us.  Let us always pray for one another.  Let us pray for the whole world, that there may be a great spirit of fraternity.  It is my hope for you that this journey of the Church, which we start today, and in which my Cardinal Vicar, here present, will assist me, will be fruitful for the evangelization of this most beautiful city. 
And now I would like to give the blessing, but first - first I ask a favour of you: before the Bishop blesses his people, I ask you to pray to the Lord that he will bless me: the prayer of the people asking the blessing for their Bishop.  Let us make, in silence, this prayer:  your prayer over me. 
[...]
Now I will give the Blessing to you and to the whole world, to all men and women of good will.
[Blessing]
Brothers and sisters, I leave you now.  Thank you for your welcome.  Pray for me and until we meet again.  We will see each other soon.  Tomorrow I wish to go and pray to Our Lady, that she may watch over all of Rome.  Good night and sleep well!

OBSERVASI DALAM IMAN

Baca: Amsal 9:1-10

Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian. (Amsal 9:10)


Bacaan Alkitab Setahun:
Yosua 4-6


Banyak dari kita yang dididik dengan sistem yang memisahkan antara observasi ilmiah dan iman. Kita diajarkan bahwa planet bergerak karena gaya gravitasi. Titik! Tidak diajarkan bahwa pergerakan planet tersebut berlangsung karena ada Pribadi Ilahi yang mengatur alam semesta.

Pola pikir semacam ini selanjutnya membentuk cara pandang kita terhadap hal-hal di sekitar kita. Kita terbiasa mengobservasi kejadian di sekitar kita hanya berdasarkan pada apa yang terlihat, tanpa mengkaitkannya dengan iman.

Sikap ini sebetulnya tidak sesuai dengan apa yang kita baca dalam perikop Alkitab hari ini. Di situ dikatakan bahwa untuk memperoleh pengetahuan dan hikmat, takut akan Tuhan adalah syarat mutlaknya (ay. 10). Ini berarti pengetahuan yang benar sebetulnya hanya bisa didapatkan di dalam iman. Ketika sebuah fakta diobservasi terlepas dari iman, banyak hikmat dan pengetahuan yang hilang begitu saja.

Mari kita ambil contoh proses penerbitan RH yang sedang Anda baca ini. Sepintas lalu tampaknya tidak ada yang spesial di sana. Tetapi, kalau kita observasi proses tersebut dalam iman, kita menemukan bagaimana Allah menginspirasi para penulis, memberi hikmat bagi redaksi dalam penyuntingan, menyediakan penerbit, menjaga selama proses pengiriman sampai renungan ini tiba di tangan Anda. Kita mendapati betapa Allah bekerja dalam segala hal dan betapa kita bergantung satu sama lain. Kita juga melihat betapa banyak hikmat yang bisa kita peroleh ketika kita mengobservasi sesuatu dalam iman.—ALS
MENGOBSERVASI DALAM IMAN MENELURKAN HIKMAT
DAN PENGETAHUAN YANG MELIMPAH

Kisah Inspiratif - A Love Story

A Love Story

Suatu hari aku bangun pagi-pagi sekali untuk menyaksikan matahari terbit. Sungguh keindahan Tuhan tak dapat dilukiskan dengan kata – kata. Sambil menyaksikan keindahan ciptaannya, saya memuji Tuhan atas karyaNya yang begitu indah. Saat itulah, Tuhan datang kepada saya

Dia bertanya : “Apakah kamu mencintaiKU ?”. Aku menjawab “Tentu saja Tuhan! Engkau adalah Tuhanku dan Juru Selamatku !

Lalu Dia bertanya ” Jika kamu cacat fisik , apakah kamu masih tetap mencintaiKu?” Aku terpana. Lalu aku melihat tanganku, kakiku, anggota-anggota tubuhku lainnya dan berpikir mengenai banyak hal yang tak mungkin kulakukan bila aku cacat fisik. Hal-hal yang kuanggap sesuatu yang sudah sewajarnya dapat aku lakukan. Lalu aku menjawab “Itu akan menjadi hal yang sulit Tuhan, tetapi aku akan tetap mencintaiMU

Lalu Tuhan bertanya lagi “Jika kamu buta, apakah kamu akan tetap mencintai ciptaan-ciptaanKU?” Bagaimana mungkin aku mencintai sesuatu tanpa mampu melihatnya? lalu aku berpikir mengenai semua orang buta di dunia ini. Dan betapa banyak dari mereka yang masih mencintai Tuhan dan ciptaan-ciptaanNya. Lalu aku menjawab ” Aku sulit membayangkannya Tuhan, tapi aku akan tetap mencintaiMu”

Tuhan bertanya lagi ,” Jika kamu tuli apakah kamu akan tetap mendengarkan perkataan-perkataanKu?” Bagaimana mungkin aku mendengarkan sesuatu jika aku tuli? Kemudian aku mengerti Mendengarkan perkataan – perkataan Tuhan tidak hanya dengan menggunakan telinga kita , tetapi menggunakan hati kita. Aku menjawab ” Itu akan menjadi hal yang sulit Tuhan, tetapi aku akan tetap mendengarkan perkataan – perkataanMu.”

Tuhan bertanya kembali “Jika kamu bisu , apakah kamu tetap memuji namaKu ?” Bagaimana mungkin aku memuji tanpa suara? Lalu aku menyadari bahwa Tuhan mau kita memuji dari hati dan jiwa kita. Betapapun indahnya suara kita tidak pernah menjadi masalah. Dengan memuji Tuhan tidak hanya dengan nyanyian > Melainkan saat kita mengalami cobaan, kita tetap memuji Tuhan dan berterima kasih atas berkat-berkatNya. Jadi aku menjawab “Meskipun aku tidak dapat menyanyi aku akan tetap memuji namaMU”

Lalu Tuhan bertanya ” Apakah kamu sungguh-sungguh mencintaiKu?” Dengan penuh keberanian dan keyakinan aku menjawab “Ya Tuhan ! Saya mencintaiMu karena Engkau satu-satunya Tuhan yang benar !” “Lalu mengapa engkau berbuat dosa ?” Aku menjawab “Karena aku hanyalah seorang manusia, aku tidak sempurna” “Lalu mengapa pada saat-saat damai, engkau menjauh? Mengapa hanya pada saat menghadapi masalah engkau berdoa dengan sungguh-sungguh ?” Tidak ada jawaban. Hanya ada air mata.

Tuhan lalu melanjutkan “Mengapa hanya bernyanyi pada saat persekutuan dan retret? mengapa mencariKu hanya pada saat penyembahan? Mengapa meminta dengan egois? Mengapa meinta tanpa didasari iman?” Air mata terus membasahi pipiku

“Mengapa kamu malu terhadapKu? Mengapa kamu tidak menyebarkan injil? Mengapa pada saat mengalami pencobaan, kamu berpaling pada sesama ketika aku menawarkan diriKu sebagai tempat berpaling? mengapa membuat alasan-alasan saat Aku memberimu kesempatan untuk melayaniKU?” Aku mencoba menjawab , tetapi tidak ada jawaban yang dapat diberikan

” Kamu telah dianugrahkan hidup. Aku menciptakanmu bukan untuk menyia-nyiakan anugerah ini. Kamu telah dianugrahkan bakat-bakat untuk melayaniKu, tetapi kamu terus berpaling dariKU. Aku telah menyampaikan perkataan – perkataanKU kepadamu, tetapi kamu tidak mendapatkan pengajaran. Aku telah menunjukkan berkat-berkatKu kepadamu, tapi matamu tidak tertuju padaKu. Aku telah mendengar doa-doamu dan Aku telah menjawab semua doamu.” APAKAH KAMU BENAR-BENAR MENCINTAIKU ?” Aku tidak dapat menjwab. Bagaimana mungkin aku dapat? Aku merasa amat malu. Aku tidak mempunyai alasan lagi. Apa yang dapat aku katakan tentang hal ini? Ketika hatiku telah selesai menangis aku berkata ” Mohon ampuni saya Tuhan, Aku tidak layak untuk menjadi anakMU”. Tuhan menjawab “Itulah kasih karuniaKu, anakKU.”

Aku bertanya “Lalu mengapa Engkau terus-menerus mengampuniku? Jawab Tuhan ” Karena engkau adalah ciptaanKu. Kamu adalah anakkKu. Aku tidak pernah mengabaikanmu. Saat engkau menangis, Aku ikut sedih dan menangis bersamamu. Saat engkau berteriak dalam kegembiraan , Aku ikut tertawa bersamamu. Saat engkau putus asa Aku akan menyemangatimu. Saat engkau lelah Aku akan menopangmu. Aku akan bersamamu setiap saat dan Aku akan mencintaimu selamanya.”

Belum pernah aku menangis sekeras ini. Bagaimana mungkin aku telah berlaku sebegitu dingin padaNya? Bagaimana mungkin aku telah menyakiti Tuhan sedemikian rupa? Aku bertanya kepada Tuhan “Seberapa besar kasihMu padaku , Tuhan? Tuhan membentangkan kedua tanganNya. Dan mataku terpaku di kayu salib.aku berlutut di kaki Tuhan, Juru Selamatku . Dan untuk pertama kalinya , aku benar-benar berdoa.

Kisah Inspiratif - Batu dan Mutiara

Batu Dan Mutiara

Pada suatu ketika, hiduplah seorang pedagang batu-batuan. Setiap hari dia berjalan dari kota ke kota untuk memperdagangkan barang-barangnya itu. Ketika dia sedang berjalan menuju ke suatu kota, ada suatu batu kecil di pinggir jalan yang menarik hatinya. Batu itu tidak bagus, kasar, dan tidak mungkin untuk dijual. Namun pedagang itu memungutnya dan menyimpannya dalam sebuah kantong, dan kemudian pedagang itu meneruskan perjalanannya.

Setelah lama berjalan, lelahlah pedagang itu, kemudian dia beristirahat sejenak. Selama dia beristirahat, dia membuka kembali bungkusan yang berisi batu itu. Diperhatikannya batu itu dengan seksama, kemudian batu itu digosoknya dengan hati-hati batu itu. Karena kesabaran pedagang itu, batu yang semula buruk itu, sekarang terlihat indah dan mengkilap. Puaslah hati pedagang itu, kemudian dia meneruskan perjalanannya.

Selama dia berjalan lagi, tiba-tiba dia melihat ada yang berkilau-kilauan di pinggir jalan. Setelah diperhatikan, ternyata itu adalah sebuah mutiara yang indah. Alangkah senangnya hati pedagang tersebut, mutiara itu diambil dan disimpannya tetapi dalam kantong yang berbeda dengan kantong tempat batu tadi. Kemudian dia meneruskan perjalanannya kembali.

Adapun si batu kecil itu merasa bahwa pedagang itu begitu memperhatikan dirinya, dan dia merasa begitu bahagia. Namun pada suatu saat mengeluhlah batu kecil itu kepada dirinya sendiri. “Tuan begitu baik padaku, setiap hari aku digosoknya walaupun aku ini hanya sebuah batu yang jelek, namun aku merasa kesepian. Aku tidak mempunyai teman seorangpun, seandainya saja Tuan memberikan kepadaku seorang teman”. Rupanya keluhan batu kecil yang malang ini didengar oleh pedagang itu. Dia merasa kasihan dan kemudian dia berkata kepada batu kecil itu “Wahai batu kecil, aku mendengar keluh kesahmu, baiklah aku akan memberikan kepadamu sesuai dengan yang engkau minta”. Setelah itu kemudian pedagang tersebut memindahkan mutiara indah yang ditemukannya di pinggir jalan itu ke dalam kantong tempat batu kecil itu berada.

Dapat dibayangkan betapa senangnya hati batu kecil itu mendapat teman mutiara yang indah itu. Sungguh betapa tidak disangkanya, bahwa pedagang itu akan memberikan miliknya yang terbaik kepadanya. Waktu terus berjalan dan si batu dan mutiara pun berteman dengan akrab. Setiap kali pedagang itu beristirahat, dia selalu menggosok kembali batu dan mutiara itu. Namun pada suatu ketika, setelah selesai menggosok keduanya, tiba-tiba saja pedagang itu memisahkan batu kecil dan mutiara itu. Mutiara itu ditempatkannya kembali di dalam kantongnya semula, dan batu kecil itu tetap di dalam kantongnya sendiri. Maka sedihlah hati batu kecil itu. Tiap-tiap hari dia menangis, dan memohon kepada pedagang itu agar mengembalikan mutiara itu bersama dengan dia. Namun seolah-olah pedagang itu tidak mendengarkan dia.

Maka putus asalah batu kecil itu, dan di tengah-tengah keputusasaannya itu, berteriaklah dia kepada pedagang itu “Oh tuanku, mengapa engkau berbuat demikian ? Mengapa engkau mengecewakan aku ?”

Rupanya keluh kesah ini didengar oleh pedagang batu tersebut. Kemudian dia berkata kepada batu kecil itu “Wahai batu kecil, kamu telah kupungut dari pinggir jalan. Engkau yang semula buruk kini telah menjadi indah. Mengapa engkau mengeluh ? Mengapa engkau berkeluh kesah ? Mengapa hatimu berduka saat aku mengambil mutiara itu daripadamu ? Bukankah mutiara itu miliku, dan aku bebas mengambilnya setiap saat menurut kehendakku ? Engkau telah kupungut dari jalan, engkau yang semula buruk kini telah menjadi indah. Ketahuilah bahwa bagiku, engkau sama berharganya seperti mutiara itu, engkau telah kupungut dan engkau kini telah menjadi milikku juga. Biarlah aku bebas menggunakanmu sekehendak hatiku. Aku tidak akan pernah membuangmu kembali”.

Mengertikah apakah maksud cerita di atas ? Yang dimaksud dengan batu kecil itu adalah kita-kita semua, sedangkan pedagang itu adalah Tuhan sendiri. Kita semua ini buruk dan hina di hadapanNya, namun karena kasihnya itu Dia memoles kita, sehingga kita dijadikannya indah di hadapanNya. Sedangkan yang dimaksud dengan mutiara itu adalah berkat Tuhan bagi kita semua. Siapa yang tidak senang menerima berkat ? Berkat itu dapat berupa apa saja dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin berupa kegembiraan, kesehatan, orangtua, saudara dan sahabat, dan banyak lagi. Apakah kita pernah bersyukur, setiap kali kita mendapat berkat itu ? Dan apakah kita tetap bersyukur, jika seandainya Tuhan mengambil semuanya itu dari kita ? Bukankah semua itu milikNya dan Ia bebas mengambilnya kembali kapanpun Ia mau ? Bersyukurlah selalu kepadaNya, karena Dia tidak akan pernah mengecewakan kita semua.

Ingatlah Yer 29:11 Bukankah Aku ini mengetahui rencana-rencanaKu kepadamu ? Yaitu rencana keselamatan dan bukannya rencana kecelakaan untuk memberikan kepadamu hari esok yang penuh harapan. dan ingatlah akan ayat 12: Maka kamu akan berseru dan datang kepadaKu untuk berdoa dan Aku akan mendengarkan kamu.

Tuhan memberkati.

Nikita - Ajarku MengenalMu

Tak ada yang kubanggakan s’lain diri-Mu
Tak ada yang kuinginkan hanyalah Engkau
Ajarku mengenal-Mu
Bawaku lebih mengenal-Mu
Pribadi-Mu yang ‘ku rindu
Ajarku mengenal-Mu
Aku ingin tinggal dalam pelataran-Mu
Aku ingin lebih dalam di hadirat-Mu

Sammy Simorangkir - Permata Hatiku

Dengan seg’nap hati dan jiwaku
Ku datang padaMu dalam kerinduan
Kasih Mu yang sanggup mengubahku
Dan menguatkanku dalam pengharapan
Yesus Engkaulah permataku
Dunia tak dapat menggantikanMu
KemuliaanMu tercurah bagiku
Menjadikanku indah dan semakin indah bagiMu
Dengan seg’nap hati dan jiwaku
Ku datang padaMu dalam kerinduan
Kasih Mu yang sanggup mengubahku
Dan menguatkanku dalam pengharapan
Yesus Engkaulah permataku
Dunia tak dapat menggantikanMu
KemuliaanMu tercurah bagiku
Menjadikanku indah dan semakin indah bagiMu

Regina Idol - Anugerah Terindah

Kau tahu hatiku Tuhan
Kau tahu rinduku Tuhan
Kau tahu harapku
Kau tahu mimpiku
DitanganMu Tuhan
Dalam segenap jalanku
Dalam setiap langkahku
Hanya Kau Tuhan
Yang ku andalakan
Menghadapi semua
Reff:
Yesus Kau anugerah terindah dalam hidupku
Kau sungguh berarti disetiap jalanku
AnugerahMu selalu mempesonahku..
Yesus Kau terbaik….
Yesus Kau termanis… didalam hidupku

Lagu Persembahan - Kami Unjukkan Kami Sembahkan

Lagu Rohani Katolik - Kami Unjukkan Kami Sembahkan
Lagu Persembahan
cr: Youtube

http://www.youtube.com/watch?v=UJjn6l2GGyU

Wednesday 13 March 2013

Orang Kudus 14 Maret 2013

Orang Kudus 14 Maret
Santa Matilda

St. Matilda dilahirkan sekitar tahun 895, sebagai putri dari seorang bangsawan Jerman. Ketika masih muda usianya, orangtuanya telah mengatur pernikahan baginya dengan seorang bangsawan bernama Henry. Segera setelah mereka menikah, Henry menjadi raja Jerman. Sebagai ratu, Matilda hidup sederhana dengan meluangkan banyak waktu untuk berdoa. Setiap orang yang melihatnya akan melihat bagaimana lemah lembut serta baik hatinya ia. Ia berperan lebih sebagai ibu daripada sebagai ratu. Ratu suka mengunjungi serta menghibur mereka yang sakit. Ia menolong orang-orang di penjara. Matilda tidak mau memanjakan dirinya oleh karena kedudukannya, melainkan ia berusaha untuk memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan. Raja Henry menyadari bahwa isterinya adalah seorang yang luar biasa. Berulangkali dikatakan raja kepada isterinya bahwa ia menjadi orang yang lebih baik serta menjadi raja yang lebih baik oleh karena Matilda adalah isterinya. Walaupun perkawinan mereka direncanakan oleh orangtua mereka, namun Henry dan Matilda saling mengasihi satu sama lain.

Matilda diberi kebebasan mempergunakan kekayaan kerajaan untuk karya belas kasihnya dan Henry tidak pernah mempertanyakannya. Sebaliknya, raja menjadi lebih sadar akan kebutuhan rakyatnya. Raja sadar bahwa dengan kedudukannya, ia mempunyai kuasa untuk meringankan beban penderitaan rakyat. Pasangan tersebut hidup berbahagia selama duapuluh tiga tahun. Kemudian Raja Henry meninggal dunia secara tiba-tiba pada tahun 936. Ratu merasa teramat sedih atas kepergian suaminya. Ia kemudian memutuskan untuk hidup bagi Tuhan saja.

Demikianlah ratu meminta imam untuk mempersembahkan Misa bagi keselamatan jiwa Raja Henry. Lalu ratu memberikan seluruh perhiasan yang dikenakannya kepada imam. Dengan berbuat demikian, ia hendak menunjukkan tekadnya untuk sejak saat itu meninggalkan segala urusan duniawi.

Meskipun ia seorang kudus, Matilda juga melakukan suatu kesalahan besar. Ia lebih berpihak kepada puteranya, Henry, daripada puteranya yang lain, Otto, dalam perjuangan mereka memperebutkan tahta kerajaan. Ia menyesal telah melakukan kesalahan seperti itu. Ia berusaha memperbaiki kesalahannya dengan menerima tanpa berkeluh-kesah segala penderitaan yang harus ditanggungnya. Setelah tahun-tahun dilewatinya dengan melakukan karya belas kasih dan silih, St. Matilda wafat dengan tenang pada tahun 968. Ia dimakamkan disamping saminya.

UNDANGAN DOA UNTUK PARA IMAM

UNDANGAN BERDOA BERSAMA untuk PARA IMAM
UNDANGAN BERDOA BERSAMA untuk PARA IMAM
(GARDA IMAMAT KEKAL - Gerakan Doa Imamat Kekal)

GARDA IMAMAT KEKAL - Gerakan Doa Imamat Kekal adalah sebentuk kepedulian kita (umat maupun klerus) untuk berdoa bagi keselamatan jiwa dan keselamatan panggilan para Imam Gereja agar dijauhkan dari godaan, dianugerahi kemampuan dan kemauan untuk melangkah bersama Kristus untuk menggembalakan domba2Nya dengan setia.
Komitmen GarDa Imamat Kekal adalah:
1. Berdoa setiap KAMIS pukul 20.00 dengan perantaraan St. Yoannes Maria Vianney untuk kesetiaan panggilan Imamat dan keselamatan jiwa para Imam Gereja Kristus.
2. Menumbuhkan kepedulian umat untuk mengingatkan para Imam yang dirasa mengalami krisis dan godaan panggilan.
3. Menumbuhkan kepedulian dan kesadaran umat akan "imamat umum" yang telah diterima melalui Sakramen Baptis.

Dengan begitu, diharapkan umat memiliki kesadaran untuk TIDAK HANYA meminta Berkat dari tangan Imam tapi juga memohonkan Berkat Allah bagi para Imam.
Bagi saudara-saudari seiman yang peduli dengan apa yang dirasakan dalam posting undangan ini, diharap mau meneruskan posting ini.

Salam Kasih dalam Kristus Yesus;
Gerakan Doa Imamat Kekal
------------------------------------------------------------------------
Dengan mempertimbangkan saran beberapa sahabat yang berada di Indonesia bagian Tengah dan bagian Timur, maka ujud doa untuk para imam akan dimuat SETIAP HARI KAMIS mulai pukul 19.00 WIB, sehingga semua sahabat di WITA dan WIT masih dapat berdoa bersama bagi para imam/biarawan-biarawati.

SILAHKAN DIBAGIKAN/SEBARKAN/BROADCAST undangan ini...

† Dominus illuminatio mea

Sekilas tentang Paus Fransiskus I

DUNIA

Paus Fransiskus, Pria dengan Satu Paru

Usai mendapat gelar master ilmu kimia, dia putuskan jadi pastor.

ddd
Kamis, 14 Maret 2013, 09:34 Arfi Bambani Amri, Santi Dewi
Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner salami Paus Fransiskus
Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner salami Paus Fransiskus (Reuters)
VIVAnews - Untuk kali pertama di era modern, Vatikan telah memilih seorang paus baru yang berasal dari luar Benua Eropa. Pemimpin bagi 1 miliar lebih umat Katolik di dunia itu berasal dari Amerika Latin.

Hasil sidang konklaf pada Rabu kemarin akhirnya memutuskan untuk mengangkat Kardinal Jorge Bergoglio asal Argentina sebagai Paus baru
menggantikan Paus Emeritus Benediktus XVI yang mengundurkan diri pada 28 Februari lalu. Melalui hasil pemilihan ini, Vatikan seolah ingin
menjawab keinginan publik yang menginginkan pembaruan bagi pemimpin spiritual mereka.

Amerika Latin memiliki lebih dari 480 juta umat Katolik dari beragam latar belakang budaya. Dengan memilih Bergoglio, Vatikan mengirimkan pesan kuat mengenai di mana masa depan gereja akan diletakkan.

Master Ilmu Kimia

Jorge Bergoglio lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936. Dia salah satu dari lima bersaudara dari keluarga menengah keturunan Italia. Karena infeksi pernafasan di saat kecil, Bergoglio harus hidup dengan satu paru.

Menurut analisa Vatikan dari kantor berita CNN, John Allen, ayah Bergoglio merupakan seorang imigran asal Italia yang mempelajari teologi di Jerman. Bergoglio muda diketahui cerdas dan berdedikasi pada bidang pendidikan. Dia menamatkan program sarjana di Universitas Katolik Buenos Aires pada 1960 dengan penjurusan Filsafat. Kemudian Bergoglio melanjutkan pendidikan ke jenjang master di bidang kimia di Universitas Buenos Aires.

Takdir kemudian berkata lain, alih-alih bekerja sesuai dengan gelar yang telah dia raih, Bergoglio banting setir dan memutuskan untuk menjadi pelayan Tuhan. Dia akhirnya mengikuti program seminari di Villa Devoto.

Di  tahun 1973, Bergoglio akhirnya berhasil menjadi salah satu pejabat di Argentina. Namun dia malah memilih untuk mendedikasikan dirinya menjadi pengajar di sebuah sekolah pada tahun 1980. Perjalanan kariernya berada semakin di puncak ketika di tahun 1998, Bergoglio kemudian diangkat menjadi Uskup Buenos Aires.

Sebagai pemimpin katolik bagi umat di Argentina, Bergoglio dikenal menciptakan paroki baru, merestrukturisasi kantor administrasi, menjaga dengan baik seminari dan memulai proyek baru kepastoran seperti komisi untuk perceraian. Selain itu, Bergoglio disebut menjadi penengah di hampir semua konflik sosial atau politik di kota Buenos Aires.

Menentang Keras Aborsi

Sama seperti pendahulunya, Bergoglio juga dikenal sebagai penentang keras isu aborsi dan pernikahan sesama jenis. Menurut laman Catholic Herald, Rabu 13 Maret 2013, di tahun 2006, Bergoglio mengkritik keras usulan kebijakan Pemerintah Argentina yang berniat untuk melegalkan aborsi.

Dia menuduh pemerintah tidak memiliki nilai dan rasa hormat yang dipegang teguh oleh hampir sebagian besar rakyat Argentina.

Kritik keras juga ditujukan Bergoglio kepada Pemerintahan Presiden Cristina Fernandez de Kirchner, karena di tahun 2010, Argentina menjadi negara Amerika Latin pertama yang mengizinkan pernikahan sesama jenis. Bergoglio kemudian mendorong umat Katolik untuk menentang pengesahan kebijakan tersebut. Menurutnya jika kebijakan itu diberlakukan dapat mencederai makna sebuah keluarga yang sesungguhnya.

Hal yang sama juga berlaku untuk tindakan adopsi anak yang dilakukan oleh pasangan sejenis itu. "Adopsi dapat berakibat pada dicabutnya hak perkembangan seorang manusia bahwa Tuhan sebenarnya menginginkan mereka untuk dikarunia seorang ayah dan ibu," katanya seperti dikutip laman Catholic Herald.

Dalam pidato yang sering dibawakannya, Bergoglio berkali-kali meminta umat Katolik untuk saling mengasihi dan menghormati. Menurutnya semua manusia di dunia ini merupakan saudara, sehingga gereja perlu memastikan bahwa umatnya merasa dihargai.

Bepergian dengan Bus Umum

Bergoglio dikenal publik Argentina sebagai pribadi yang rendah hati dan peduli terhadap kaum miskin. Untuk menjangkau umatnya dan menghadiri suatu acara, tidak jarang, dia lebih memilih untuk naik transportasi umum seperti bus kota yang tersedia di Buenos Aires.

"Paus baru ini benar-benar pria yang rendah hati. Dia tinggal di Buenos Aires  dan menggunakan transportasi umum setiap harinya. Hidupnya didedikasikan bagi kaum miskin dan menderita," kata Pastor Eduardo Mangiarotti memberikan testimonial kepada CNN.

Sehari-harinya Bergoglio, tinggal di apartemen sederhana di Buenos Aires dan bahkan memasak makanannya sendiri.

Bergelar Santo Fransiskus

Dalam pemilihan gelar namanya, Bergoglio pun memberikan kejutan. Dia memilih menggunakan gelar Fransiskus karena terinspirasi pengabdian Santo Fransiskus Asisi (atau Francis Asisi dalam ejaan Bahasa Inggris dan Fransisco Asisi dalam ejaan Spanyol) terhadap kaum miskin.

Menurut laman CNN, Rabu 13 Maret 2013, Fransiskus merupakan gelar pertama yang dipilih oleh seorang Paus. Wakil juru bicara Vatikan, Thomas Rosica, mengatakan Santo Fransiskus memiliki tempat yang khusus di hati Bergoglio.


HOMILI MISA "PRO ELIGENDO ROMANO PONTIFICE" (12 Maret 2013)


Berikut ini adalah teks dari homili disampaikan pagi ini oleh Angelo Kardinal Sodano, Dekan Dewan Kardinal, pada Misa "Pro Eligendo Romano Pontifice", 12 Maret 2013 pukul 10.00 pagi di Basilika Santo Petrus.

 'Selamanya aku akan menyanyikan kemurahan Tuhan' adalah nyanyian yang bergema sekali lagi dekat makam Rasul Petrus dalam saat penting sejarah Gereja Kristus yang Kudus. Ini adalah kata-kata dari Mazmur 89 yang telah mengalir dari bibir kita untuk menyembah, bersyukur, dan memohon kepada Bapa yang ada di sorga. 'Misericordias Domini di aeternum cantabo' adalah teks Latin yang indah yang telah memperkenalkan kita ke dalam kontemplasi akan Dia yang selalu mengawasi Gereja-Nya dengan kasih, menopangnya dalam perjalanannya selama berabad-abad, dan memberinya hidup melalui Roh Kudus-Nya.

Sikap sungguh mendalam adalah milik kita hari ini karena kita ingin memberikan diri kita bersama Kristus kepada Bapa yang ada di surga, berterima kasih kepada-Nya atas pertolongan penuh kasih yang Ia selalu cadangkan bagi Gereja yang Kudus, dan terutama bagi pontifikasi cemerlang yang Ia berikan kepada kita melalui kehidupan dan karya penerus ke-265 Petrus, Paus Benediktus XVI terkasih dan terhormat, yang kepadanya kita memperbarui pada saat ini semua rasa syukur kita.

Pada saat yang sama hari ini, kita mohon kepada Tuhan, yang melalui penerapan pastoral dari para Bapa Kardinal, Ia segera memberikan Gembala Baik lainnya bagi Gereja yang Kudus. Pada jam ini, iman dalam janji Kristus mendukung kita dalam peran Gereja yang tak kunjung padam. Memang Yesus berkata kepada Petrus: "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Mat 16:18).

Saudara-saudaraku, pembacaan Sabda Allah yang baru saja kita dengar dapat membantu kita lebih memahami perutusan yang telah dipercayakan Kristus kepada Petrus dan para penerusnya.

Pesan Kasih | Bacaan pertama telah menawarkan kita sekali lagi nubuat mesianik terkenal dari bagian kedua  kitab Yesaya yang dikenal sebagai "kitab penghiburan" (Yesaya 40-66). Nubuat tersebut ditujukan kepada orang-orang Israel yang berada dalam pembuangan di Babel. Melalui nubuat ini, Allah mengumumkan bahwa Ia akan mengirim seorang Mesias yang penuh rahmat, seorang Mesias yang akan mengatakan: “Roh Tuhan ALLAH ada padaku....  Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN” (Yes 61:1-3).

Penggenapan nubuat tersebut sepenuhnya terwujud dalam Yesus, yang datang ke dunia untuk menghadirkan kasih Bapa bagi semua orang. Sebuah kasih yang terutama dirasakan dalam hubungan dengan penderitaan, kemiskinan ketidakadilan, dan semua kelemahan manusiawi, baik secara fisik maupun moral. Hal ini terutama ditemukan dalam ensiklik terkenal Paus Yohanes Paulus II, 'Dives di Misericordia' di mana kita membaca: "Wahana dan lingkungan yang di dalamnya kasih mewujudkan dirinya yang dalam bahasa biblis disebut "rahmat" sangatlah tepat.”  (No 3)

Perutusan rahmat ini telah dipercayakan oleh Kristus kepada para gembala Gereja-Nya. Suatu perutusan yang harus dianut oleh setiap imam dan uskup, tetapi terutama dipercayakan kepada Uskup Roma, Gembala Gereja universal. Bahkan kepada Petrus bahwa Yesus berkata demikian: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?... Gembalakanlah domba-domba-Ku." (Yoh 21:15) Dalam komentarnya tentang kata-kata ini, Santo Agustinus menulis: "Semoga hal tersebut dikarenakan tugas kasih untuk memberi makan kawanan domba Tuhan” (dalam Iohannis Evangelium, 123 5; PL 35, 1967).

Memang kasih ini yang mendesak para Gembala Gereja untuk melakukan perutusan pelayanan mereka bagi masyarakat dari berbagai usia, dari karya amal langsung bahkan hingga bentuk pelayanan tertinggi, yang menawarkan kepada setiap orang terang Injil dan kekuatan kasih karunia.

Inilah yang ditulis oleh Benediktus XVI dalam Pesan Prapaskah-nya untuk tahun ini (No. 3). "Kadang-kadang kita cenderung, pada kenyataannya, untuk mengurangi istilah "amal" pada solidaritas atau sebatas bantuan kemanusiaan. Hal ini penting, namun, untuk diingat bahwa karya amal terbesar adalah evangelisasi, yang merupakan "pelayanan sabda". Tidak ada tindakan yang lebih menguntungkan - dan karena itu lebih beramal - terhadap sesama daripada memecah-mecah roti sabda Allah, membagikan bersama-Nya Kabar Baik dari Injil, memperkenalkan-Nya menuju hubungan dengan Allah: evangelisasi adalah promosi yang paling tinggi dan paling utuh akan pribadi manusia. Sebagai Hamba Allah Paus Paulus VI menulis dalam Ensiklik 'Populorum Progressio', proklamasi Kristus adalah penyumbang pertama dan utama untuk pembangunan (bdk. No 16)".

Pesan Persatuan | Bacaan kedua diambil dari surat kepada jemaat di Efesus, yang ditulis oleh Rasul Paulus di kota Roma ini selama pemenjaraannya yang pertama (62-63 AD). Suatu surat agung di mana Paulus memaparkan misteri Kristus dan Gereja-Nya. Sementara bagian pertama bersifat doktrinal (bab 1-3), bagian kedua, darinya bacaan hari ini diambil, memiliki nada yang jauh lebih pastoral (bab 4-6). Dalam bagian ini Paulus mengajarkan konsekuensi praktis dari doktrin yang sebelumnya telah dipaparkan dan dimulai dengan permohonan kuat bagi kesatuan Gereja: "Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera." (Ef 4:1-3)

Santo Paulus kemudian menjelaskan bahwa dalam kesatuan Gereja, ada keragaman karunia, berdasarkan kasih karunia Kristus yang bermacam-macam, namun keragaman ini adalah fungsi pembangunan satu tubuh Kristus. "Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.” (Ef 4:11-12)

Dalam teks kita, Santo Paulus mengajarkan bahwa kita masing-masing harus berkarya untuk membangun kesatuan Gereja, sehingga "Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.” (Ef 4:16) Masing-masing dari kita karena itu dipanggil untuk bekerja sama dengan Penerus Petrus, dasar yang sungguh kelihatan dari kesatuan gerejawi.

Perutusan Paus | Saudara dan saudari dalam Injil Kristus hari ini membawa kita kembali pada Perjamuan Terakhir, ketika Tuhan berkata kepada para rasul-Nya: "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” (Yoh 15:12) Teks yang terkait pada bacaan pertama dari tindakan Mesias dalam bacaan pertama dari nabi Yesaya, mengingatkan kita bahwa sikap fundamental para Gembala Gereja adalah kasih. Kasih ini yang mendorong kita untuk menawarkan kehidupan kita sendiri untuk saudara dan saudari kita. Yesus sendiri mengatakan kepada kita: "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”  (Yoh 15:13)

Oleh karena itu sikap dasar setiap Gembala adalah untuk memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (Yoh 10:15). Hal ini juga berlaku untuk Penerus Petrus, Gembala Gereja Universal. Sebagai jabatan pastoral tinggi dan universal, sehingga harus jauh lebih besar amal Sang Gembala. Dalam hati setiap Penerus Petrus, kata-kata yang suatu hari diucapkan oleh Sang Guru Ilahi kepada nelayan Galilea yang rendah hati telah bergema kembali: “Diligis me plus his? Pasce agnos meos ... pasce oves meas” (Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini? Gembalakanlah domba-domba-Ku....Gembalakanlah domba-domba-Ku) (Yoh 21:15-17).

Dalam bangun pelayanan kasih terhadap Gereja dan terhadap semua umat manusia ini, para paus terakhir adalah pembangun begitu banyak prakarsa baik untuk manusia dan untuk masyarakat internasional, tanpa lelah mempromosikan keadilan dan perdamaian. Mari kita berdoa sehingga Paus berikutnya dapat terus berkarya tanpa henti ini pada tingkat dunia.

Selain itu, pelayanan amal ini merupakan bagian dari sifat keakraban alamiah Gereja. Paus Benediktus XVI mengingatkan kita fakta ini ketika ia berkata: "Pelayanan amal juga merupakan unsur pokok perutusan Gereja dan ungkapan yang tak terpisahkan dari jati dirinya” (Surat Apostolik dalam bentuk motu proprio Intima Ecclesiae Natura, 11 November 2012, pendahuluan; bdk. Deus caritas est, no. 25).

Perutusan amal yang tepat bagi Gereja, dan dengan cara tertentu tepat bagi Gereja Roma, yang dalam ungkapan indah dari Santo Ignatius dari Antiokia, adalah Gereja yang 'memimpin dalam amal' (praesidet caritati) (bdk. Ad Romanos (kata pengantar); Lumen Gentium, no 13). Saudara-saudaraku, marilah kita berdoa sehingga Tuhan akan memberikan kita Paus yang akan merangkul perutusan mulia ini dengan murah hati. Kita memohon ini dari Tuhan, melalui perantaraan Maria tersuci, Ratu Para Rasul dan Ratu Para Martir dan Para Kudus, yang melalui perjalanan sejarah, membuat Gereja Roma yang mulia ini sepanjang masa. Amin.

[ Sumber ]



Pope Fransiscus' Agenda

Popes Agenda for the following days:

On Thursday March 14, the new Pope, Francisco, will preside the Mass of the End of Conclave at five in the afternoon in the Vatican.

On Sunday 17, the Pope Francis will preside the Angelus praying at 12.

The Mass of Enthronement of Pope Francis I, number 266 of the Catholic Church, will be next Tuesday, at 9.30 am, as confirmed by the head of the Vatican Press Office, Father Federico Lombardi.

Segala pekerjaan yang diserahkan Bapa

14 Maret 2013

"Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya." - Yohanes 5:36

Lectio :
Kel 32:7; Mzm 106:19-20, 21-22, 23; Yoh 5:31-47

Pak Timotius yang awalnya seorang anak desa, setelah 10 tahun sejak kepindahannya ke kota telah menjelma menjadi orang kaya-raya. Rumahnya ada dimana-mana dan hampir semua merek mobil mewah dimilikinya. Tetapi tiba-tiba suatu malam, sekumpulan polisi datang dan menangkap Pak Timotius. Wajahnya muncul di segala media massa bak selebriti papan atas. Ketika ditanya penyidik apakah dia mau didampingi pengacara? Ia menjawab, "Saya mau bertemu dengan pastor." Hal ini aneh, tetapi akhirnya didatangkanlah pastor sesuai permintaannya. Ketika menerima sang pastor di ruang tahanan, Timotius tak kuasa menahan tangisnya dan berkata, "Pastor, saya telah berdosa besar kepada Tuhan dan sesama terutama umat Kristiani, karena pekerjaan yang saya lakukan tidak mencerminkan nama saya sebagai pengikut Kristus. Bahkan saya telah melakukan pekerjaan yang dilarang oleh Tuhan."

Setiap pekerjaan yang kita lakukan menunjukkan siapa Tuhan kita yang sebenarnya.

Oratio :
Ya Tuhan, mampukan kami melaksanakan perintahMu dengan setia, Amin.

Missio :
Marilah kita menunjukkan Allah kiya dalam setiap pekerjaan dan perbuatan yang kita lakukan.
Have a blessed Thursday.
Jesus bless!