Sunday 7 April 2013

Pergumulan Iman Ep 1

Hari itu tepatnya pada tanggal 5 Januari 2013 adalah hari pertama pendaftaran siswa siswi baru di SMA Katolik Kolese St.Yusup Malang; SMA swasta dengan predikat sekolah paling 'killer' di Malang. Sudah lama aku ingin sekali melanjutkan studiku disini. Awalnya aku sempat pesimis karena nilai raportku di semester 1 kelas 8 dan semester 1 kelas 9 kurang memuaskan. Tapi disisi lain aku berdoa dan percaya jika Tuhan menghendaki aku melanjutkan disana, pasti ada jalan.
Maka aku bersama mamaku mendaftar dan mengurus administrasi di TU, setelah itu aku menunggu pengumuman diterima/tidak yang akan diumumkan 1 jam setelah mengurus administrasi. Sambil menunggu, aku mengobrol dengan beberapa teman mamaku yang tahun ini juga mendaftarkan anak-anak mereka ke SMAK Kosayu. Mamaku juga alumni SMPK dan SMAK Kosayu. Aku tertarik untuk bersekolah disini karena cerita-cerita mamaku.
Seusai menunggu 1 jam, aku dan mamaku kembali ke ruang TU untuk mendengar pengumuman. Aku terus berdoa berharap semoga aku diterima disana. Dan akhirnya namaku dipanggil oleh petugas TU dan aku diterima.
Ya Tuhan, aku senang sekali hari itu. Tak bisa kuungpakan dengan kata-kata. SMAK Kosayu yang dulu hanya ada diangan kini sudah ada di depan mata dan menantiku. Thanks GOD!~!!
Walaupun resiko yang akan kuambil sangat besar kedepannya, tapi aku yakin dengan kerja keras, dan belajar semua pasti akan dapat kulalui dengan baik.

ORA ET LABORA
MUCHOS GRATIAS JESUS!

Jangan Lepaskan Cinta

Jangan Lepaskan Cinta

Cerita saya ini hanyalah sebuah cerita biasa dari kehidupan seorang wanita.

Saya membagi cerita karena ingin membagi kebahagian yang telah saya dapatkan dalam kehidupan.

Saya dilahirkan dari sebuah keluarga pekerja keras.

Papa adalah seorang pengusaha yang berhasil. Sejak kecil, saya lebih dekat dengan Papa, hal itu membuat saya menjadi seperti seorang laki-laki.

Bukan dalam penampilan, tapi dari cara berpikir dan cara mengambil keputusan dan cara saya berbuat. Dan saya pun seorang pekerja keras seperti Papa. Dengan bekerja keras dan adanya emansipasi, saya berhasil memiliki semua yang saya inginkan dalam hidup.

Dalam kehidupan sehari-hari, saya agak nakal, keras kepala dan suka berganti pacar dan mencoba sesuatu yang baru. Saya mempunyai jiwa petualang layaknya seorang laki-laki mungkin karena dekat dengan Papa saya.

Pada suatu kegiatan, saya bertemu dengan seorang pria, yang kemudian menjadi suami saya. Calon suami saya itu sebenarnya bukan type ideal saya. Saya melihat banyak kekurangan dari nya karena dia tidak seperti layaknya laki-laki yang saya idamkan sebagai laki-laki ideal. Tapi ada hal yang menarik dari nya dan saya pun tidak tahu itu apa, yang membuat saya senang
bersama dengan dia. Dan anehnya kami pun berpacaran.

Pacaran kami tidak seindah seperti layaknya cerita cinta Cinderella. Kami sering bertengkar, kami sering saling menyakiti satu sama lain. Mungkin calon suami saya tersebut malu karena dia tidak memiliki banyak hal seperti yang saya miliki. Dia sangat angkuh dan sombong seakan-akan dialah orang yang paling pintar diantara kami berdua. Kami pun seperti kucing dengan tikus, selalu bertengkar sehingga kami pun berpisah, walaupun kami kembali pacaran lagi. Yang terjadi kemudian adalah kami menjadi putus dan sambung berulang kali. Saya pun lelah dan menjadi sangat membenci dia lalu memutuskan untuk meninggalkannya. Lagipula keluarga Saya tidak menyukainya karena dianggap hanya akan mengambil keuntungan materi yang keluarga kami miliki.

Saya pun mencoba menjalin hubungan dengan pria lain. Ketika gagal, saya Mencoba pria lain lagi dan begitulah seterusnya. Satu hal yang saya tidak mengerti kenapa saya selalu mengingat pada calon suami saya tsb. Begitulah saya melewati hari-hari dalam tahun-tahun yang berlalu
dalam kehidupan saya.

Waktu berjalan dan secara kebetulan saya pun bertemu dengannya lagi di suatu kota. Dia mengajak saya untuk meluangkan waktu luang bersama. Saya pun setuju walaupun sebenarnya saya sangat enggan karena mengingat rasa benci saya kepadanya dan sikapnya yang angkuh dan sombong.

Kami pun bertukar cerita tentang kehidupan kami masing-masing. Saya melihat bagaimana keangkuhan dan kesombongan seorang pria ketika bercerita tentang keinginannya dan bagaimana menjalani hidup dengan kesendiriannya. Sampai pada akhirnya kami pun bernostalgia tentang hubungan kami. Saya melihat perubahan wajah padanya, matanya seakan-akan menerawang dengan kosong. Tiba-tiba saya melihat wajahnya seperti seorang yang tak berdaya. Saya tidak melihat lagi keangkuhan dan kesombongan dari seorang pria dalam dirinya, yang saya rasakan kelembutan hati seorang pria.

Saya melihat dia hanyalah seorang manusia biasa yang mencoba bertahan tegar dalam masalah-masalah yang dihadapinya. Saat itu juga saya menyadari, bahwa dia tidaklah seangkuh dan sesombong yang selama ini saya rasakan. Saya bisa merasakan sedih yang dia rasakan ketika saya memutuskan untuk berpisah dengan dia. Saya baru menyadari bahwa dia sudah merasa tidak mampu membuktikan betapa dia sangat mencintai saya.

Ketika saya kembali ke hotel, saya pun menangis dan menyesali semua kebodohan yang telah terjadi. Saya kehilangan calon suami saya karena saya menginginkan dia sesuai dengan apa yang saya inginkan, dan ketika dia tidak mampu seperti yang saya inginkan, saya pun marah dan membenci dia tanpa melihat diri saya sendiri apakah saya juga mau berubah seperti apa yang diinginkan olehnya. Saya tidak bisa melihat dia sebagai seorang yang sempurna dengan kekurangan dan kelebihan yang dimiliknya dan saya tidak menyadari bahwa dia telah berubah seperti kemauan saya dengan semua kemampuan dia. Saya pun jadi membenci diri saya karena tidak mampu melihat begitu banyak hal baik yang diberikan olehnya untuk membahagiakan saya. Saya tidak mampu melihat kebahagian dan tawa yang diberikan olehnya dalam hidup
saya.

Kemudian saya akhirnya menyadari, apa yang saya suka darinya yang tidak mampu diberikan oleh pria lain adalah dia telah membuat hidup saya seperti alunan nada yang indah. Terkadang, nada itu sangat tinggi sehingga menyayat hati, terkadang sangat rendah sampai tidak bisa di dengar kemudian mengalun dengan cepat dan penuh dentaman tetapi penuh keriangan. Calon suami saya bukan seperti pria lainnya. Dia mengajar saya melihat dengan cara yang berbeda. Kejujuran dia kadang menyakitkan hati saya, tapi itulah yang membuat saya mencintai dia, karena dia mau mencintai saya dengan cara yang berbeda dengan pria lain.

Dia ingin agar saya menjadi lebih baik. Dan saya pun melihat bahwa dia sama seperti Papa saya, seorang laki-laki yang tahu apa yang diinginkan dalam hidupnya dan mau berjuang untuk cita-citanya.

Saya memutuskan mengajaknya bertemu dan saya pun melamar dia.

Suami saya kaget tapi dia menerima lamaran saya. Saya menangis bahagia dan untuk pertama kali saya melihatnya menangis. Saya bahagia karena saya telah menyia-nyiakan cinta saya selama ini dan ketika saya memutuskan untuk merengkuh cinta itu kembali, cinta masih berpihak pada saya. Dan itulah keputusan paling gila yang saya lakukan dalam hidup saya.

Saya mendapat banyak cobaan untuk cinta yang saya inginkan terutama dari keluarga saya, tetapi saya tetap percaya pada cinta. Memang saya tidak mendapatkan semua yang saya inginkan dalam hidup, tetapi saya mendapatkan satu hal yang paling indah dan berharga yang dapat diberikan oleh kehidupan yang tidak mungkin saya tukar dengan apapun. Saya mempunyai keluarga dan anak-anak yang membuat saya bisa ketawa dan bisa menangis, bisa
membuat saya senang dan marah, tapi itulah kehidupan. Dan seperti itulah kehidupan semestinya di jalani.

Saat ini sebagai wanita, saya pun menyadari bahwa saya memang diambil dari tulang rusuk laki-laki. Dan saya sadar bahwa Pria adalah mahluk paling sempurna yang di ciptakan Allah. Pria adalah mahluk yang paling tegar tapi juga paling sensitif setelah saya menyadari bahwa sebagian besar perancang busana, juru masak, ahli seni, arsitek, akuntan dll adalah pria. Mereka, kaum pria mampu kelihatan tegar dan keras di depan orang banyak bahkan mungkin di depan wanita yang dicintainya tapi hatinya tetap sensitif melebihi wanita. Saya selalu mengutamakan kepentingan suami dan anak-anak saya. Saya mau mengorbankan karir dan keinginan saya pribadi. Ketika saya mengorbankan kepentingan pribadi demi cinta, saya memperoleh lebih dari yang saya inginkan, karena saya mendapatkan seorang suami yang selalu mempunyai waktu untuk selalu berbagi. Suami yang mau mengajak saya jalan berdua di
malam hari, mencuci piring bersama dan memberi kejutan-kejutan yang menyenangkan hati saya di kala gundah.

Hampir tiap hari saya bertengkar dengan suami saya. Dari hal kecil masalah pakaian dan belok kiri atau kanan ketika jalan,sampai masalah besar seperti suami saya yang memilih jalan dengan teman-temannya daripada ke rumah orang tua yang membuat saya membenci dia lalu kami diam bermusuhan selama beberapa hari. Terkadang kami bertengkar karena suami saya
melakukan sesuatu yang saya tidak suka tanpa mau menyadari bahwa apa yang dibuat oleh suami saya adalah untuk kebaikan saya. Tapi itulah cinta ketika saya merasa saya tidak malu menunjukkan diri saya apa adanya ke suami saya. Dan semua pertengkaran itu tidak ada artinya dibanding kebahagiaan dan kedamaian yang mampu suami saya berikan. Saya dapat tidur dengan tenang karena suami saya akan memeriksa anak- anak kami dan semua pintu dan jendela pada malam hari. Ketika saya berpura-pura tidur dengan sembarangan maka suami saya akan merapikan selimut saya dan menyingkir agar saya tidur tenang. Suami saya akan membereskan berkas-berkas di meja saya agar saya bisa langsung berangkat ke kantor dan jika ada yang ketinggalan suami mau memutar balik kendaraan kami walaupun dia tetap marah. Tapi apapun yang terjadi kami tetap bersama bukan karena kami diikat dalam sebuah pernikahan tetapi kami mengikatkan diri dalam cinta kami.

Saya dapat bertengkar dengan hebatnya tanpa takut karena saya yakin cinta kami lebih besar dari keegoisan kami masing-masing.

Apa yang ingin saya sampaikan kepada anda semua kaum wanita adalah hal yang sederhana. Pertama adalah salah ketika anda berpikiran anda akan berhasil meraih karir atau cita-cita pribadi anda dengan hidup sendiri dengan alasan apapun, karena sudah tertulis bahwa manusia hidup berpasangan. Karena setiap pria dan wanita akan saling memberi dan saling berbagi. Kedua, kehidupan berkeluarga itu sangat rumit dan kompleks, jauh melebihi mengurus perusahaan-perusahaan, karena tidak ada struktur organisasi, SOP, manajemen tertulis dll. Bisa anda bayangkan anak anda yang tidak mau menurut perintah anda, tetapi anda tidak bisa memecat dia atau pun ketika anda sedang capek dan tiba-tiba suami anda bertanya dimana kaos dalam di taruh dan anda tidak bisa menggantung di pintu anda tulisan “Jangan Diganggu, Lagi Sibuk” karena anda satu kamar dengan dia atau anda harus mengeluarkan dana non budget hanya karena tembok anda di coret-coret oleh anak anda tanpa bisa mengeluarkan Surat Peringatan. Tetapi kalau anda bisa mengatasi dan menikmati kehidupan keluarga anda dan mampu belajar dari kehidupan berkeluarga, maka percayalah anda akan menjadi wanita yang berhasil.

Tidak ada wanita yang berhasil dan terkenal dalam dunia ini yang hidup sendirian. Semua wanita yang berhasil selalu mempunyai keluarga yang baik, karena wanita lah yang mengatur sebuah keluarga. Dan saat itulah anda akan menyadari kenapa wanita diambil dari tulang rusuk pria. Bahkan saya berbagi cerita ini untuk wanita-wanita yang menginginkan semua hal yang
terbaik dalam dirinya. Saya tetap seorang isteri yang menyiapkan pakaian suami saya, menyiapkan makan di rumah saya dan segala sesuatu dalam rumah tangga saya. Dan jika saya harus memilih, maka saya memilih keluarga saya dibanding dengan karir saya yang terkenal.

Akhir kata, jika anda percaya sudah menemukan cinta anda dan pasangan hidup anda, berjuang lah mendapatkannya dan jangan lepaskan cinta anda. Mungkin jalan cerita cinta anda tidak semulus cerita teman anda atau orang tua anda, tetapi ketika anda mau berjuang demi cinta anda, anda akan melihat dalam cinta, segala sesuatu akan tampak lebih indah.Jangan terpaku pada hal-hal kecil, nasehat saya, jika anda mampu menghitung semua kesalahan dan sikap dia yang membuat anda benci pada pasangan anda, percayalah anda tidak akan pernah sanggup
menghitung kebaikan,tawa dan kebahagiaan yang dia berikan pada anda, dan itulah cinta.

Hidup itu indah bukan karena jalan yang harus kita lalui itu mudah tetapi karena jalan kehidupan itu berat dan berliku kadang menanjak dan menukik turun dengan tajam dan bergelombang dan akhirnya anda akan merasa bahagia tanpa mengingat apa yang telah anda lalui jika anda mau tetap teguh dengan cinta anda.

Saya tidak mau anda mengalami hidup seperti saya yang telah menyia- nyiakan cinta saya karena ke egoisan saya. Terkadang kita baru menyadari sesuatu itu begitu berharga ketika kita kehilangan.

Diantara semua yang ada didunia, maka cintalah yang paling terbesar.

Saya adalah seorang CEO di salah satu perusahaan terbesar di Amerika bahkan di dunia.

Dan saya lebih bangga menyebut diri saya sebagai seorang isteri dan ibu yang bahagia karena untuk itulah Allah menciptakan saya di dunia ini.

Mendengarkan Suara Tuhan

Mendengarkan Suara Tuhan

Ada seorang anak muda yang bersahabat akrab dengan seorang pengkhotbah tua. Suatu hari, anak muda ini kehilangan pekerjaannya dan tidak tahu lagi harus berbuat apa. Akhirnya, dia memutuskan untuk mencari si pengkhotbah tua itu.

Ketika berada di ruang belajar si pengkhotbah, si pemuda ini berteriak-teriak tentang problem hidupnya. Akhirnya dengan kalap dia mengepal-ngepalkan tinjunya, sambil berteriak, “Saya memohon Tuhan agar menolong saya. Tapi hai pengkhotbah, mengapa Dia tidak menjawab saya?”

Si pengkhotbah tua itu pergi ke ruang lain dan duduk di sana. Lalu dia berbicara sesuatu dan menanti jawaban si pemuda. Tentu saja si pemuda itu tidak mendengarkan dengan jelas, sehingga dia ikut-ikutan pindah ruangan.

“Apa sih katamu?” tanya si pemuda penasaran. Si pengkhotbah itu mengulangi kata-katanya dengan perlahan sekali, seperti sedang bergumam sendiri. Tetapi si pemuda belum menangkap bisikan si pengkhotbah. Dia terus mendekati si pengkhotbah tua ini dan duduk di bangku sebelahnya.

Si pemuda itu lagi-lagi bertanya, “Apa katamu? maaf, saya tadi belum mendengarnya.”

Dengan lembut, si pengkhotbah memegang pundak si pemuda, “Saudaraku, Allah kadang – kadang berbisik, jadi kita perlu lebih dekat menghampiriNya, agar dapat mendengar Dia dengan lebih jelas lagi.” Si pemuda itu tertegun dan akhirnya dia mengerti.

Kita seringkali menginginkan jawaban Tuhan bak petir yang menggelegar di udara dan sekaligus meneriakkan jawaban dariNya. Tetapi Allah sering diam, kadang Dia bicara dengan lembut, bahkan berbisik. Hanya dengan satu alasan: agar Anda mau menghampiri takhta kemuliaanNya dan lebih dekat kepadaNya. Setelah Anda berada di dekatNya, Anda baru bisa mendengar jawaban Tuhan dengan jelas.

Indah sekali untuk mengetahui bahwa kita melakukan sesuatu yang tepat, pada waktu yang tepat, di tempat yang tepat, dengan cara yang tepat dan bersama orang-orang yang tepat. Itulah yang terjadi apabila kita dipimpin oleh Roh Kudus.

Friday 5 April 2013

PASKAH SEBAGAI INTI IMAN ORANG KRISTIANI

PASKAH SEBAGAI INTI IMAN ORANG KRISTIANI
Menurut keyakinan iman Paulus

Kesaksian tertulis tentang Paskah yang tertua disampaikan oleh Paulus: “Ia telah dibangkitkan pada hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci” (1 Kor 15:4). Apa artinya? Artinya ialah, bahwa Yesus Kristus, yang kita imani, meneguhkan secara definitif harapan segenap hidup kita. Sekaligus dipastikan, bahwa Kerajaan Allah yang diwartakan-Nya merupakan kenyataan. Kematian Yesus membuktikan bahwa kematian bukanlah akhir tanpa makna, melainkan justru awal hidup baru yang tak berkesudahan, dan sudah dimulai sekarang ini.

Berkat adanya kebangkitan Kristus, kita diajak bukan hanya menengok ke masa lalu, melainkan terutama ke masa depan. Yesus Kristus adalah orang pertama dari antara orang mati, yang dibangkitkan memasuki hidup baru (lih. Kis. 26:23; 1 Kor 15:20; Kol 1:18). Dengan demikian harapan akan masa depan kini sungguh terbuka dan diteguhkan. Harapan ini bukan hanya berlaku bagi jiwa dan roh manusia, melainkan juga bagi perubahan dan transformasi dunia ini seluruhnya. Tiada apapun atau siapapun yang dikecualikan dari harapan ini, kecuali barang apa dan barang siapapun ‘yang jahat’.

Paskah, yakni kebangkitan Kristus, menunjukkan kekuasaan Allah atas kehi-dupan dan kematian. Semua ada di tangan-Nya. Paulus menegaskan keyakinannya siapakah Allah sebenarnya. Allah adalah “Allah yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita” (lih. Rm 4:24; 8:11; 2 Kor 4:14; Gal 1:1). Dengan demikian Allah adalah Dia yang menguasai kehidupan dan kematian, Dia yang penuh kasih dan setia, Dia yang selalu dapat dijadikan pegangan harapan hidup, walaupun manusia menghadapi aneka kesulitan betapapun besarnya.

Apa tuntutan iman kristiani sejati? Kita harus sadar, bahwa iman akan kebangkitan Kristus, atau iman Paskah, harus merupakan unsure penentu keputusan dan sikap dasar hidup kita secara mendasar! Artinya, sejauh manakah iman kita akan Allah, yang menguasai orang yang hidup dan mati sungguh kita hayati secara serius? Iman yang serius selalu menyangkut seluruh hidup orang, bukan separo-paro dan menurut perhitungan.

Pengalaman hidup dan karya kita masing-masing dan dalam kebersamaan harus disinari dan kita beri makna dengan cahaya kebangkitan Yesus. Sejauh manakah kita dapat dan bersedia melihat penderitaan apapun bentuknya dengan cahaya penderitaan Yesus? Namun akhirnya kita sinari lagi dengan cahaya Paskah. Yang kita sinari dengan cahaya penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus bukan terbatas pada hidup kita masing-masing saja, melainkan juga pada hidup sesama kita.. – Kita semua tanpa perbedaan adalah orang kristen, katolik, dan percaya akan kebangkitan Kristus. Adakah pengaruh iman Paskah kita akan sikap dan hidup kita, secara perorangan, dalam keluarga, dalam hubungan paroki, dan dalam konteks masyarakat? Yesus berbuat baik dan adil, maka Ia dibangkitkan Bapa-Nya dari orang-orang mati. Relakah kita membang-kitkan saudara-saudara kita yang sakit, yang dipanggil Tuhan, yang mati hidup ekonominya, mati kekurangan lapangan kerjanya, mati harapannya menuju kehidupan yang layak dan pantas sebagai manusia, yang sungguh dapat hidup damai sejahtera? Apakah aku puas akan makna Paskah, makna kebangkitan Kristus untuk diriku sendiri saja? Marilah kita bergembira merayakan Paskah yang begitu penuh kaya maknanya.

Selamat Paskah, semoga Yesus Kristus yang bangkit, bangkit juga dalam hati kita semua.

PAUS FRANSISKUS TEGASKAN PERAN PENTING PEREMPUAN DALAM GEREJA DAN DORONG KAUM MUDA

PAUS FRANSISKUS TEGASKAN PERAN PENTING PEREMPUAN DALAM GEREJA DAN DORONG KAUM MUDA

Untuk ketiga kalinya dalam minggu ini Paus Fransiskus mengulangi topik perempuan dalam Gereja dalam katekese audiensi umum. Pada perayaan Sabtu Suci, Paus mendedikasikan homili Malam Paskah untuk perempuan sebagai saksi pertama Kebangkitan.

Di hari Selasa pagi, Paus berbicara tentang air mata Maria Magdalena dan bagaimana kita harus mengikuti teladan imannya dalam perjalanan hidup kita. Pada hari Rabu, 3 April 2013, Paus memperluas refleksinya kepada perempuan wanita di dunia dengan mengatakan bahwa mereka memiliki peran khusus dan penting dalam Gereja dan penyebaran iman.

Melihat puluhan ribu orang yang hadir, seperti dilaporkan oleh Radio Vatikan, Paus Fransiskus kembali memberikan pelajaran agama tentang Tahun Iman dan khususnya tentang Aku Percaya. Paus berbicara tentang pengakuan iman dari Perjanjian Baru yang hanya mengenang laki-laki sebagai saksi Kebangkitan, yakni para Rasul, bukan perempuan.

"Ini karena, menurut Hukum Yahudi waktu itu, perempuan dan anak-anak tidak sebagai saksi yang dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Namun, dalam Injil, perempuan memiliki peran yang utama dan mendasar,” kata Paus.

Menurut Paus, para penginjil hanyalah menceritakan apa yang terjadi: perempuan-perempuan adalah saksi-saksi pertama. “Ini menceritakan bahwa Allah tidak memilih sesuai kriteria manusia: saksi-saksi pertama kelahiran Yesus adalah para gembala, orang-orang sederhana dan rendah hati, saksi-saksi pertama kebangkitan adalah perempuan-perempuan. Ini indah, dan inilah misi perempuan, misi para ibu, memberikan kesaksian kepada anak-anak dan cucu mereka bahwa Kristus telah Bangkit! Ibu-ibu, maju terus dengan misi ini!” kata Paus Fransiskus.

Paus menambahkan bahwa yang penting bagi Allah adalah hati kita. “Apakah kita terbuka kepada-Nya, apakah kita seperti anak-anak yang percaya.” Tetapi, lanjut Paus, ini juga membawa kita untuk merenungkan bagaimana dalam Gereja dan dalam perjalanan iman, para perempuan telah dan masih memiliki peran khusus dalam membuka pintu kepada Tuhan, mengikuti Dia dan mengomunikasikan wajah-Nya, karena mata-mata iman selalu membutuhkan tampilan cinta yang sederhana dan mendalam.

“Para rasul dan murid-murid Kristus merasa lebih sulit untuk percaya pada Kristus yang Bangkit, namun tidak demikian dengan para perempuan!” tegas Paus seraya menceritakan bagaimana Petrus berlari ke makam, namun berhenti di depan makam yang kosong dan Thomas yang harus menyentuh luka dari tubuh Yesus dengan tangannya.

“Dalam perjalanan iman, kita perlu tahu dan merasakan bahwa Allah mengasihi kita, tidak takut untuk mencintai: iman diakui dengan mulut dan hati, dengan kata dan cinta,” kata Paus.

Sejak pagi hari sudah begitu banyak orang antri untuk memasuki Lapangan Santo Petrus. Bahkan jumlah mereka melewati barikade pengamatan Tentara Kepausan dari Swiss agar bisa lebih dekat dengan jalan yang akan dilalui Paus dengan jip terbuka dengan harapan bisa memberikan salam secara pribadi kepada Paus.

Audiensi yang dimulai tepat pukul 10:30 waktu setempat diucapkan dalam bahasa Italia oleh Paus dan ringkasannya diterjemahkan dalam berbagai bahasa utama oleh staf Sekretariat Negara Vatikan.

Audiensi pagi itu juga dimeriahkan dengan kehadiran paduan suara Gospel (Injil) yang terdiri dari orang-orang muda dari AS dan Inggris. Untuk merefleksikan semangat Paskah, mereka menyanyikan Haleluya. Paus Fransikus senang dan menghargai penampilan mereka lalu bertepuk tangan dari mimbar di depan Basilika Santo Petrus.

Melihat kehadiran besar orang muda dalam audiensi hari Rabu itu, Paus menambahkan ucapan selamat yang tidak tertulis bagi mereka di akhir katekese utamanya: "Saya melihat ada banyak orang muda di lapangan! Anak laki-laki dan perempuan, kepada kalian saya katakan, lahirkan kepastian ini bagi dunia: Tuhan itu Hidup dan berjalan di samping kita dalam perjalanan hidup kita! Lahirkan harapan ini, berlabuhlah dalam harapan ini, harapan yang datang dari surga! Berlabuh dan lahirkan harapan itu! Kalian, saksi-saksi Kristus lahirkan harapan ke dunia yang bertambah tua dengan peperangan dan dosa ini! Majulah orang-orang muda!"***

TOKOH-TOKOH LINTAS IMAN BERBAGI KESAN DAN HARAPAN DARI PAUS FRANSISKUS

TOKOH-TOKOH LINTAS IMAN BERBAGI KESAN DAN HARAPAN DARI PAUS FRANSISKUS

Tokoh-tokoh lintas iman dari agama Islam, Buddha, Protestan, Katolik, serta tokoh masyarakat berbagi kesan dan harapan mereka terhadap terpilihnya Jorge Mario Kardinal Bergoglio SJ (76) sebagai pemimpin Gereja Katolik yang baru, dengan nama Paus Fransiskus, dalam pertemuan mereka, sehari setelah terpilihnya Paus yang baru itu, 15 Maret 2013.

PEN@ Indonesia yang baru saja mendapatkan laporan peristiwa itu. Pertemuan yang dilaksanakan oleh tim kerja Hubungan Antaragama dan Kemasyarakatan Paroki Santo Fransiskus Xaverius Kebondalem, Semarang, bekerja sama dengan Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang dan dihadiri sekitar 30 orang, termasuk biarawati dan sejumlah orang muda lintas iman, di aula paroki itu, 4 April 2013, langsung diangkat untuk pembaca media ini.

“Paus Fransiskus tentunya akan sangat berpengaruh terhadap relasi antarumat beragama baik di dunia atau pun di Indonesia.” Pendapat itu dikemukakan oleh tokoh intelektual muda Islam, Tedi Kholiludin, yang merasa bahwa dengan terpilihnya Paus Fransiskus, Ajaran Sosial Gereja (ASG) akan terimplementasikan dengan baik.

Pelaksanaan ASG, menurut Kholiludin, terus menerus yang menjadi harapan, tidak hanya dari umat Katolik, tetapi juga umat beragama pada umumnya. “Agama Katolik sangat maju dalam konsep ASG, tetapi umatnya kedodoran dalam praksis,” tegas Kholiludin. Paus baru itu, lanjutnya, akan sangat berpengaruh terhadap relasi antarumat beragama baik di dunia atau pun di Indonesia.

Berkaitan dengan pemilihan Paus, Pandita Buddha Henry Basuki mengatakan bahwa sebenarnya masyarakat juga mengharapkan pemimpin yang baik, tidak hanya di umat Katolik, tetapi di seluruh umat beragama. “Pemimpin itu siap melayani, bukan siap dilayani,” katanya. Kepemimpinan model itu, tegasnya, sudah hampir hilang di Indonesia yang saat ini sedang dilanda krisis kepemimpinan.

Pendeta Gereja Isa Almasih Priggading Semarang Musa Prayitno menganggap terpilihnya pemimpin umat Katolik sedunia itu merupakan fenomena luar biasa karena paus yang terpilih bukan dari Eropa, tapi dari Amerika Latin. “Ini fenomena luar biasa. Artinya ada perubahan,” tegasnya.

Menurut pendeta itu, Paus Fransiskus adalah tokoh yang menjalankan pola hidup yang sederhana. “Dengan peristiwa itu, saya berharap kasih di dunia, kasih kepada manusia, apa pun agamanya atau kepercayaannya dilakukan,” katanya.

Pendeta Musa juga menangkap kesan bahwa paus baru menjalin komunikasi dengan “blusukan”. “Dia memikirkan dunia ini yang sudah porak-poranda hampir di semua negara. Jadi dengan peristiwa-peristiwa ini, saya yakin dan percaya, Sang Pencipta mempunyai tujuan yang mulia. Dan Paus ini akan mewarnai semua umat manusia,” katanya.

Dia berharap, kasih dikembalikan seperti semula dan umat manusia saling peduli dan mengerti. “Jadi, Paus yang baru itu, saya yakin dan percaya, akan membawa perubahan untuk umat sedunia.”

Tokoh masyarakat, Harjanto Halim, mengungkapkan rasa herannya mengapa semua umat Katolik di dunia, dari negara maju sampai negara terbelakang, negara kaya sampai negara miskin, negara demokratis sampai negara otoriter, menerima Paus Fransiskus dengan kepatuhan yang luar biasa.

“Figur beliau sangat melayani. Dia sadar sekali bahwa pemimpin itu bukan untuk dilayani tapi untuk melayani. Ini bisa menjadi contoh yang sangat luar biasa sekali. Tidak cuma Jokowi, juga Paus yang baru ini pun sudah memberikan teladan yang sangat luar biasa sekali,” ungkapnya.

Mulyono, tokoh Perhimpunan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) berharap Paus Fransiskus bisa menjalin kerja sama yang baik antarumat beragama di dunia dan bisa menjalin kerja sama dalam masalah-masalah kemanusiaan, serta dalam membangun generasi muda.

“Dan yang paling kita harapkan, (Paus Fransiskus) bisa membawa misi perdamaian di dunia. Sekarang, misalnya, ada krisis nuklir di Korea. Kalau sampai meletus kan bahaya dan kiamat. Misi perdamaian dunia juga luas, bisa menjembatani jalur Gaza yang dalam kurun waktu tertentu tidak ada penyelesaiannya. Saya harapkan paus baru ini bisa menjadi jembatan perdamaian,” katanya.

Paus baru itu, lanjutnya, bisa membuat Gereja lebih rendah hati, sesuatu yang lebih dekat pada Injil.

Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang, Pastor Aloysius Budi Purnomo Pr menyampaikan keistimewaan Paus baru yang memakai nama Fransiskus yang merujuk pada tokoh Santo Fransiskus Asisi, yang diterima sebagai simbol perdamaian dengan doa perdamaian yang sangat terkenal. “Maka, dalam rangka lintas iman, figur dan nama itu sudah sangat representatif,” kata imam itu.

Ketika menjadi Uskup Agung di Argentina, cerita imam itu, Paus Fransiskus tidak mendukung Teologi Pembebasan sebagai teori-teologi, “tetapi mempraktekkan Teologi Pembebasan melalui hidupnya.” Jadi, lanjut imam itu, Paus itu “mengangkat teologi pembebasan tidak dengan pedang, tidak dengan perang, tidak dengan perlawanan-perlawanan yang menumpahkan darah, tetapi melalui kesaksian hidup sehari-hari yang dekat dengan rakyat.”***

KERINDUAN HATI ALLAH

Aku harap segera berjumpa dengan engkau dan berbicara berhadapan muka. (3 Yohanes 1:14)


Bacaan Alkitab Setahun:
1 Samuel 12-14:23


Bagaimana Anda mengungkapkan kerinduan pada sahabat yang tinggal berjauhan dari Anda? Saat ini Anda dapat menelepon, menulis email, menggunakan Skype, atau berinteraksi melalui jejaring sosial di internet. Relatif cepat dan mudah. Pada zaman Yohanes, ia berkomunikasi melalui surat, yang memakan waktu lama untuk sampai ke tujuan. Dalam situasi itu, tentunya surat berisi hal yang benar-benar penting dan khusus.

Yohanes sang penatua menggunakan suratnya untuk mengungkapkan kerinduan hatinya pada Gayus, saudara seiman yang dikasihinya. Ia rindu dapat berbicara bukan hanya melalui surat, namun dapat bertemu langsung dan bertatap muka dengannya. Ia ingin menguatkan Gayus, saudaranya yang lebih muda dalam iman dan sedang berjuang menggembalakan umat Allah di tempat yang jauh. Ia rindu dapat menghibur, mendampingi, menasihati, dan membimbing saudaranya itu untuk terus setia dalam pelayanan.

Kerinduan Yohanes terhadap Gayus mencerminkan kerinduan Allah kepada kita, anak kesayangan-Nya, umat gembalaan-Nya. Allah juga ingin kita bukan hanya membaca “surat”-Nya yang tertulis, namun bertemu dan bersekutu secara pribadi dengan Dia. Roh Allah, yang berdiam di dalam diri kita dan menyertai kita untuk selama-lamanya, ingin mengungkapkan kehidupan-Nya di dalam dan melalui kehidupan kita (Yoh. 14:16-17).

Maukah kita menyambut kerinduan Allah itu? Selanjutnya, seperti sikap Yohanes terhadap Gayus, maukah kita mendorong dan menguatkan saudara-saudara seiman yang lain?—SYS
ALLAH YANG MERINDUKAN KITA BERDIAM DALAM DIRI KITA.
APAKAH KITA MENYAMBUT DAN MERAYAKAN KEHADIRAN-NYA?