PASKAH SEBAGAI INTI IMAN ORANG KRISTIANI
Menurut keyakinan iman Paulus
Kesaksian tertulis tentang Paskah yang tertua disampaikan oleh Paulus:
“Ia telah dibangkitkan pada hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci” (1
Kor 15:4). Apa artinya? Artinya ialah, bahwa Yesus Kristus, yang kita
imani, meneguhkan secara definitif harapan segenap hidup kita. Sekaligus
dipastikan, bahwa Kerajaan Allah yang diwartakan-Nya
merupakan kenyataan. Kematian Yesus membuktikan bahwa kematian bukanlah
akhir tanpa makna, melainkan justru awal hidup baru yang tak
berkesudahan, dan sudah dimulai sekarang ini.
Berkat adanya
kebangkitan Kristus, kita diajak bukan hanya menengok ke masa lalu,
melainkan terutama ke masa depan. Yesus Kristus adalah orang pertama
dari antara orang mati, yang dibangkitkan memasuki hidup baru (lih. Kis.
26:23; 1 Kor 15:20; Kol 1:18). Dengan demikian harapan akan masa depan
kini sungguh terbuka dan diteguhkan. Harapan ini bukan hanya berlaku
bagi jiwa dan roh manusia, melainkan juga bagi perubahan dan
transformasi dunia ini seluruhnya. Tiada apapun atau siapapun yang
dikecualikan dari harapan ini, kecuali barang apa dan barang siapapun
‘yang jahat’.
Paskah, yakni kebangkitan Kristus, menunjukkan
kekuasaan Allah atas kehi-dupan dan kematian. Semua ada di tangan-Nya.
Paulus menegaskan keyakinannya siapakah Allah sebenarnya. Allah adalah
“Allah yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita” (lih. Rm 4:24; 8:11; 2
Kor 4:14; Gal 1:1). Dengan demikian Allah adalah Dia yang menguasai
kehidupan dan kematian, Dia yang penuh kasih dan setia, Dia yang selalu
dapat dijadikan pegangan harapan hidup, walaupun manusia menghadapi
aneka kesulitan betapapun besarnya.
Apa tuntutan iman
kristiani sejati? Kita harus sadar, bahwa iman akan kebangkitan Kristus,
atau iman Paskah, harus merupakan unsure penentu keputusan dan sikap
dasar hidup kita secara mendasar! Artinya, sejauh manakah iman kita akan
Allah, yang menguasai orang yang hidup dan mati sungguh kita hayati
secara serius? Iman yang serius selalu menyangkut seluruh hidup orang,
bukan separo-paro dan menurut perhitungan.
Pengalaman hidup
dan karya kita masing-masing dan dalam kebersamaan harus disinari dan
kita beri makna dengan cahaya kebangkitan Yesus. Sejauh manakah kita
dapat dan bersedia melihat penderitaan apapun bentuknya dengan cahaya
penderitaan Yesus? Namun akhirnya kita sinari lagi dengan cahaya Paskah.
Yang kita sinari dengan cahaya penderitaan, kematian dan kebangkitan
Yesus bukan terbatas pada hidup kita masing-masing saja, melainkan juga
pada hidup sesama kita.. – Kita semua tanpa perbedaan adalah orang
kristen, katolik, dan percaya akan kebangkitan Kristus. Adakah pengaruh
iman Paskah kita akan sikap dan hidup kita, secara perorangan, dalam
keluarga, dalam hubungan paroki, dan dalam konteks masyarakat? Yesus
berbuat baik dan adil, maka Ia dibangkitkan Bapa-Nya dari orang-orang
mati. Relakah kita membang-kitkan saudara-saudara kita yang sakit, yang
dipanggil Tuhan, yang mati hidup ekonominya, mati kekurangan lapangan
kerjanya, mati harapannya menuju kehidupan yang layak dan pantas sebagai
manusia, yang sungguh dapat hidup damai sejahtera? Apakah aku puas akan
makna Paskah, makna kebangkitan Kristus untuk diriku sendiri saja?
Marilah kita bergembira merayakan Paskah yang begitu penuh kaya
maknanya.
Selamat Paskah, semoga Yesus Kristus yang bangkit, bangkit juga dalam hati kita semua.
No comments:
Post a Comment