Friday 5 April 2013

PASKAH SEBAGAI INTI IMAN ORANG KRISTIANI

PASKAH SEBAGAI INTI IMAN ORANG KRISTIANI
Menurut keyakinan iman Paulus

Kesaksian tertulis tentang Paskah yang tertua disampaikan oleh Paulus: “Ia telah dibangkitkan pada hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci” (1 Kor 15:4). Apa artinya? Artinya ialah, bahwa Yesus Kristus, yang kita imani, meneguhkan secara definitif harapan segenap hidup kita. Sekaligus dipastikan, bahwa Kerajaan Allah yang diwartakan-Nya merupakan kenyataan. Kematian Yesus membuktikan bahwa kematian bukanlah akhir tanpa makna, melainkan justru awal hidup baru yang tak berkesudahan, dan sudah dimulai sekarang ini.

Berkat adanya kebangkitan Kristus, kita diajak bukan hanya menengok ke masa lalu, melainkan terutama ke masa depan. Yesus Kristus adalah orang pertama dari antara orang mati, yang dibangkitkan memasuki hidup baru (lih. Kis. 26:23; 1 Kor 15:20; Kol 1:18). Dengan demikian harapan akan masa depan kini sungguh terbuka dan diteguhkan. Harapan ini bukan hanya berlaku bagi jiwa dan roh manusia, melainkan juga bagi perubahan dan transformasi dunia ini seluruhnya. Tiada apapun atau siapapun yang dikecualikan dari harapan ini, kecuali barang apa dan barang siapapun ‘yang jahat’.

Paskah, yakni kebangkitan Kristus, menunjukkan kekuasaan Allah atas kehi-dupan dan kematian. Semua ada di tangan-Nya. Paulus menegaskan keyakinannya siapakah Allah sebenarnya. Allah adalah “Allah yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita” (lih. Rm 4:24; 8:11; 2 Kor 4:14; Gal 1:1). Dengan demikian Allah adalah Dia yang menguasai kehidupan dan kematian, Dia yang penuh kasih dan setia, Dia yang selalu dapat dijadikan pegangan harapan hidup, walaupun manusia menghadapi aneka kesulitan betapapun besarnya.

Apa tuntutan iman kristiani sejati? Kita harus sadar, bahwa iman akan kebangkitan Kristus, atau iman Paskah, harus merupakan unsure penentu keputusan dan sikap dasar hidup kita secara mendasar! Artinya, sejauh manakah iman kita akan Allah, yang menguasai orang yang hidup dan mati sungguh kita hayati secara serius? Iman yang serius selalu menyangkut seluruh hidup orang, bukan separo-paro dan menurut perhitungan.

Pengalaman hidup dan karya kita masing-masing dan dalam kebersamaan harus disinari dan kita beri makna dengan cahaya kebangkitan Yesus. Sejauh manakah kita dapat dan bersedia melihat penderitaan apapun bentuknya dengan cahaya penderitaan Yesus? Namun akhirnya kita sinari lagi dengan cahaya Paskah. Yang kita sinari dengan cahaya penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus bukan terbatas pada hidup kita masing-masing saja, melainkan juga pada hidup sesama kita.. – Kita semua tanpa perbedaan adalah orang kristen, katolik, dan percaya akan kebangkitan Kristus. Adakah pengaruh iman Paskah kita akan sikap dan hidup kita, secara perorangan, dalam keluarga, dalam hubungan paroki, dan dalam konteks masyarakat? Yesus berbuat baik dan adil, maka Ia dibangkitkan Bapa-Nya dari orang-orang mati. Relakah kita membang-kitkan saudara-saudara kita yang sakit, yang dipanggil Tuhan, yang mati hidup ekonominya, mati kekurangan lapangan kerjanya, mati harapannya menuju kehidupan yang layak dan pantas sebagai manusia, yang sungguh dapat hidup damai sejahtera? Apakah aku puas akan makna Paskah, makna kebangkitan Kristus untuk diriku sendiri saja? Marilah kita bergembira merayakan Paskah yang begitu penuh kaya maknanya.

Selamat Paskah, semoga Yesus Kristus yang bangkit, bangkit juga dalam hati kita semua.

No comments:

Post a Comment