PAUS FRANSISKUS TEGASKAN PERAN PENTING PEREMPUAN DALAM GEREJA DAN DORONG KAUM MUDA
Untuk ketiga kalinya dalam minggu ini Paus Fransiskus mengulangi topik
perempuan dalam Gereja dalam katekese audiensi umum. Pada perayaan Sabtu
Suci, Paus mendedikasikan homili Malam Paskah untuk perempuan sebagai saksi pertama Kebangkitan.
Di hari Selasa pagi, Paus berbicara tentang air mata Maria Magdalena
dan bagaimana kita harus mengikuti teladan imannya dalam perjalanan
hidup kita. Pada hari Rabu, 3 April 2013, Paus memperluas refleksinya
kepada perempuan wanita di dunia dengan mengatakan bahwa mereka memiliki
peran khusus dan penting dalam Gereja dan penyebaran iman.
Melihat puluhan ribu orang yang hadir, seperti dilaporkan oleh Radio
Vatikan, Paus Fransiskus kembali memberikan pelajaran agama tentang
Tahun Iman dan khususnya tentang Aku Percaya. Paus berbicara tentang
pengakuan iman dari Perjanjian Baru yang hanya mengenang laki-laki
sebagai saksi Kebangkitan, yakni para Rasul, bukan perempuan.
"Ini karena, menurut Hukum Yahudi waktu itu, perempuan dan anak-anak
tidak sebagai saksi yang dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Namun,
dalam Injil, perempuan memiliki peran yang utama dan mendasar,” kata
Paus.
Menurut Paus, para penginjil hanyalah menceritakan apa
yang terjadi: perempuan-perempuan adalah saksi-saksi pertama. “Ini
menceritakan bahwa Allah tidak memilih sesuai kriteria manusia:
saksi-saksi pertama kelahiran Yesus adalah para gembala, orang-orang
sederhana dan rendah hati, saksi-saksi pertama kebangkitan adalah
perempuan-perempuan. Ini indah, dan inilah misi perempuan, misi para
ibu, memberikan kesaksian kepada anak-anak dan cucu mereka bahwa Kristus
telah Bangkit! Ibu-ibu, maju terus dengan misi ini!” kata Paus
Fransiskus.
Paus menambahkan bahwa yang penting bagi Allah
adalah hati kita. “Apakah kita terbuka kepada-Nya, apakah kita seperti
anak-anak yang percaya.” Tetapi, lanjut Paus, ini juga membawa kita
untuk merenungkan bagaimana dalam Gereja dan dalam perjalanan iman, para
perempuan telah dan masih memiliki peran khusus dalam membuka pintu
kepada Tuhan, mengikuti Dia dan mengomunikasikan wajah-Nya, karena
mata-mata iman selalu membutuhkan tampilan cinta yang sederhana dan
mendalam.
“Para rasul dan murid-murid Kristus merasa lebih
sulit untuk percaya pada Kristus yang Bangkit, namun tidak demikian
dengan para perempuan!” tegas Paus seraya menceritakan bagaimana Petrus
berlari ke makam, namun berhenti di depan makam yang kosong dan Thomas
yang harus menyentuh luka dari tubuh Yesus dengan tangannya.
“Dalam perjalanan iman, kita perlu tahu dan merasakan bahwa Allah
mengasihi kita, tidak takut untuk mencintai: iman diakui dengan mulut
dan hati, dengan kata dan cinta,” kata Paus.
Sejak pagi hari
sudah begitu banyak orang antri untuk memasuki Lapangan Santo Petrus.
Bahkan jumlah mereka melewati barikade pengamatan Tentara Kepausan dari
Swiss agar bisa lebih dekat dengan jalan yang akan dilalui Paus dengan
jip terbuka dengan harapan bisa memberikan salam secara pribadi kepada
Paus.
Audiensi yang dimulai tepat pukul 10:30 waktu setempat
diucapkan dalam bahasa Italia oleh Paus dan ringkasannya diterjemahkan
dalam berbagai bahasa utama oleh staf Sekretariat Negara Vatikan.
Audiensi pagi itu juga dimeriahkan dengan kehadiran paduan suara Gospel
(Injil) yang terdiri dari orang-orang muda dari AS dan Inggris. Untuk
merefleksikan semangat Paskah, mereka menyanyikan Haleluya. Paus
Fransikus senang dan menghargai penampilan mereka lalu bertepuk tangan
dari mimbar di depan Basilika Santo Petrus.
Melihat kehadiran
besar orang muda dalam audiensi hari Rabu itu, Paus menambahkan ucapan
selamat yang tidak tertulis bagi mereka di akhir katekese utamanya:
"Saya melihat ada banyak orang muda di lapangan! Anak laki-laki dan
perempuan, kepada kalian saya katakan, lahirkan kepastian ini bagi
dunia: Tuhan itu Hidup dan berjalan di samping kita dalam perjalanan
hidup kita! Lahirkan harapan ini, berlabuhlah dalam harapan ini, harapan
yang datang dari surga! Berlabuh dan lahirkan harapan itu! Kalian,
saksi-saksi Kristus lahirkan harapan ke dunia yang bertambah tua dengan
peperangan dan dosa ini! Majulah orang-orang muda!"***
No comments:
Post a Comment